Membaca di Jalan

Kalau saya sedang berpergian, saya biasanya menghabiskan waktu untuk membaca. Entah di dalam becak, bus, kereta api, pesawat saya dapat dipastikan membaca. Untuk membunuh waktu, saya lebih memilih membaca. Jadi sebelum pergi saya sudah persiapkan buku bacaan. Kalau sedang tidak punya buku baru, buku lama pun tidak menjadi masalah. Yang penting bisa menghabiskan waktu di perjalanan. Kalau di perjalanan sendirian dan melek terus kan menyebalkan juga, kalau bisa tidur sih ok lah.

Tadi siang saya pulang dari kantornya Toyota menuju kantor dengan naik BlueBird. Kebetulan di tas saya ada bukunya Kafi Kurnia, INTRIK. Saat menunggu taksi datang saya keluarkan bukunya. Lumayan kan menunggu sambil baca daripada bengong duduk di lobi. Biasanya kalau saya naik BlueBird, saya selalu ngobrol dengan pengemudinya. Tapi kali ini saya sedang asyik membaca. Jadi begitu naik dan menyebutkan alamat kantor, saya lanjut membaca.

Dari Sunter ke Sudirman tadi siang saya lewat jalan tol dalam kota. Beberapa meter sebelum masuk ke gedung kantor, saya simpan buku saya ke dalam tas. Pengemudi taksi siang tadi bertanya, Bapak sudah biasa ya membaca di mobil. Saya cukup heran sesaat dengan pertanyaan dia. Ya memang saya biasa membaca kalau di jalan Pak, jawab saya. Lalu Pak Maftuh – nama si pengemudi – bercerita (entah benar atau tidak) kalau jarang ada orang yang tahan membaca di mobil yang sedang berjalan. Katanya sudah lebih 10 tahun menjadi pengemudi taksi, jarang sekali ada tamunya yang tahan berlama-lama membaca di mobil. Selama perjalanan mobil pasti berguncang, kebanyakan orang tidak tahan/pusing kalau berlama-lama membaca. Wah bisa saja nih Si Bapak…jadi geer saya =)) He..he..he..katanya dia memperhatikan saya yang terus membaca sepanjang jalan. Empat puluh lima menit di jalan saya membaca terus.

Di antara bus, mobil, kereta api, dan pesawat; urutan pertama tempat yang paling nyaman untuk membaca adalah pesawat. Di pesawat ada meja untuk meletakan buku dan guncangannya lebih halus. Urutan kedua adalah kereta api. Di urutan ketiga adalah bus. Bus lebih nyaman daripada mobil biasa karena mungkin ukuran bannya yang lebih besar membuat guncangannya lebih tidak terasa dibandingkan dengan mobil biasa. Di dalam becak paling tidak nyaman, karena saya jadi tidak konsen tengok kanan tengok kiri =)) Tapi secara umum saya memang bisa membaca di mana saja. Asal sendirian, bukunya menarik, dan tidak ngantuk pasti enak membaca. Yang belum pernah saya coba adalah membaca saat naik ojek 😀 Entah bisa tidak ya membaca sambil naik ojek.

Bagaimana dengan Anda? Senang membaca selama perjalanan?

1 thought on “Membaca di Jalan

  1. Pingback: Blognya Tedy Tirtawidjaja » Tiga Novel Bulan Ini

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.