Surabaya (part 1) – Hotel Ibis Rajawali

Rabu siang saya pulang dari Pekanbaru dengan flight jam 13.50. Sampai di Jakarta sekitar pukul 15.30 sore. Kali ini saya tidak langsung pulang karena harus lanjut penerbangan ke Surabaya. Jadi cuma transit ceritanya…baru pertama kali nih transit di Jakarta. Harusnya saya naik Garuda pukul 17.00, tapi sore ini delay. Jam setengah 6 baru berangkat. Padat rupanya penerbangan sore ini ke Surabaya. Aneh nih 2x terbang (pertama kemarin ke Pekanbaru, dan tadi ke Surabaya) sebelah saya orang asuransi….ngoceh terus berisik mengganggu. Apa orang asuransi selalu banyak omong gitu ya? (Sori bagi yang bisnisnya asuransi, saya cuma gak suka aja ditawari asuransi sama orang yang baru juga kenalan di pesawat..dan saya lebih gak suka lagi ada yang berisik di perjalanan).

Saya sampai di Juanda Airport sekitar pukul setengah 7 malam. Begitu handphone aktif, SMS masuk katanya saya disuruh menginap di hotel Ibis.

Nah Anda sudah lihat sendiri kan review hotel dalam komik di atas. Hotel Ibis katanya termasuk hotel bintang 3 di kota Surabaya. Ada beberapa hal menarik di hotel ini. Salah satunya tentu akses internet gratis yang saya pakai posting tulisan ini šŸ˜€ . Ada meja biliar 7 feet juga di lobi. Sayang kali ini saya lagi gak mood main biliar, apalagi main di meja kecil (gak mood main…**sambil ngelirik partner sparing saya***). Yang unik lagi adalah breakfast yang diperpanjang sampai jam 12 siang. Memang resminya (makanan lengkap) dari jam 6 pagi sampai jam 10. Tapi dari jam 10 sampai jam 12 siang tetap disediakan minuman dan kue-kue. Jadi gak usah takut kesiangan & ketinggalan sarapan. Paling tidak itu yang saya tangkap dari posterĀ di dalam liftĀ (maaf kalau salah nerjemahain).

Gosipnya (ntah seberapa akurat kebenarannya), lokasi hotel Ibis ini termasuk daerah rawan kriminalitas. Tadi malam supir Bluebird kembali mengulang cerita yang sama. Rawan perampokan dan penodongan katanya, padahal lokasinya hanya beberapa ratus meter dari Polwiltabes Surabaya. Memang sih lokasinya yang lumayan sepi kalau malam. Saya lebih prefer hotel Garden karena letaknya yang lebih dekat ke pusat kota. Mau ke mal juga dekat. Secara fasilitas dan pelayanan hotel, Ibis Rajawali ini cukup nyaman untuk disinggahi. Sayang juga tadi malam dapat kamar dengan twin bed, jadi kecil kan ranjangnya. Layout kamarnya mirip hotel Aspethera tempat saya menginap di Panderborn Maret lalu. Rabu kemarin memang padat sekali hotel-hotel di Surabaya. Menurut supir Bluebird sih ini gara-gara PAN (partainya Amien Rais) punya acara di Marriot. Jadi se-Indonesia, orang-orang partai ituĀ kumpul di Surabaya….hmm masuk di akal kalau begitu.

Saya ketik postingan ini setelah makan pagi di restorannya Ibis. Tadi malam saya lembur, dan baru tidur setengah 4 pagi. Pagi-pagi sudah ada yang telepon jam 7 pagi…sialan jadi gak tidur lagi nih. Ya sudahlah..bangun sekalian, bikin komik, mandi, terus sarapan.

7 thoughts on “Surabaya (part 1) – Hotel Ibis Rajawali

  1. So, what’s the point?do you suggest us to check in in the above hotel while we are in Surabaya or not?did you enjoy when you stay there or not?

  2. @ ari : taksi bandara Juanda itu kan sistemnya zona, jadi kalau masuk zona tertentu tarifnya sekian. Terakhir sih dari airport ke sana sekitar 95rb.

  3. Menarik juga ceritanya…kebetulan dinas ke surabaya kali ini, sy direkomendasi oleh travel agent untuk menginap di hotel ibis. tks.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.