Singapore (part 1) – Gerimis Di Malam Natal

Pesawat GA 828 yang saya tumpangi mendarat sekitar pukul 15.20 waktu Singapura. Changi airport basah diguyur hujan yang sudah turun dari pagi hari (itu kata supir taksi). Ini kali pertama saya pergi ke Singapura dan setibanya di sana saya cukup terkesan dengan bandara internasional Changi. Di mana-mana lantainya di lapisi karpet, dinginnya AC sudah menyambut sejak kami keluar dari belalai yang menghubungkan gedung terminal dengan pesawat Boeing 737-300 yang sudah membawa kami ke sini. Dekorasi Natal di hampir semua sudut terminal kedatangan internasional. Teman saya bilang Changi seperti mal πŸ™‚ ya mungkin ada benarnya..besar, luas, tertata rapih, bergaya modern, ya masuk akal kalau dibandingkan dengan mal-mal di Indonesia.

Setelah mengambil bagasi & menukar US Dollar menjadi Singapore dollar, saya & Budy segera keluar ke pangkalan taksi. Oh ya saya lupa cerita, kali ini saya ke Singapura bersama Budy rekan saya. Begitu naik taksi saya langsung bilang pada supir taksinya : “Can you help us to find a cheap hotel?” =)) Cheap hotel sajalah karena rencana berlibur 8 hari dengan dana seadanya…maksudnya US$ ada, Yen Jepang ada, Bath Thailand ada, Sing$ juga ada :-p Budy masih punya banyak cadangan Yen Jepang & Bath Thailand sisa perjalanan bisnisnya bulan lalu. Untung supir taksinya cukup informatif, dia segera menelepon rekannya untuk mencarikan informasi hotel.

Sebenarnya di Jakarta saya sudah mencari informasi lewat Google soal budget hotel di Singapore. Menurut hasil pencarian Google, kawasan hotel-hotel murah terletak di kawasan Geylang. Ah rupanya si supir pun dapat informasi yang sama dari temannya, dia membawa kami berdua ke daerah Geylang. Pantas di Geylang banyak hotel murah, ternyata Geylang adalah kawasan RED LINE =))

Turun dari taksi masih gerimis, setelah mencoba sebuah hotel kecil kami pindah ke Hotel 81. Hotel ini ada di jalan Geylang Road Lor 18. Dari Google saya juga sudah tahu tentang Hotel 81 ini. Hotel ini rupanya punya jaringan cukup kuat sebagai hotel murah, ada setidaknya 10 Hotel 81 di kawasan Geylang tersebar di tiap gang (di sini disebut Lor, mungkin singkatan dari Lorong πŸ˜€ ) Liputan tentang hotel 81 nanti saya tulis terpisah saja di tulisan yang lain.

Sekitar jam 6 lebih kami berjalan keluar, niatnya mau pergi ke kawasan Bugis. Baru berjalan beberapa puluh meter dari hotel, hujan gerimis turun lagi. Halah…menyebalkan memang berjalan di bawah gerimis yang makin lama makin deras, celana basah, kacamata jadi basah juga membuat berkali-kali saya harus mengelap kacamata. Kami sempat berhenti sejenak di lorong toko-toko India berteduh.

Memang benar apa yang Budy ceritakan sebelumnya, malam Natal di Singapura sama ramainya dengan malam takbiran Idul Fitri di Indonesia. Natal 2004 Budy juga merayakan malam Natal di Singapura. Semua orang tumpah ke jalan (Orchard Road), entah apakah semua orang tersebut memang merayakan Natal atau hanya ikut hiruk pikuk kemeriahan Natal saja. Yang jelas segala macam orang memenuhi jalanan, dari orang Singapura sendiri, orang India, orang Malaysia, dan orang Indonesia (seperti kami berdua). Tadinya kami cukup pesimis akankah ada kemeriahan di Orchard Road di saat hujan gerimis terus menerus turun. Ah tapi untungnya lewat jam 10 malam cuaca mulai bersahabat, gerimis mulai berhenti saat kami keluar dari stasiun MRT Orchard. Dan benar saja, ribuan orang berduyun-duyun keluar dari stasiun MRT berjalan menuju Orchard.

Memang saat malam Natal, tidak ada momen khusus seperti layaknya count down di malam pergantian tahun tapi tetap saja orang rela berdesak-desakan di sepanjang jalan. Entah ada apa dengan Orchard yang sepertinya menjadi pusat orang-orang di malam Natal. Di mal Nge Ann City terdapat sebuah pohon Natal raksasa, orang-orang menyalurkan jiwa narsisnya di sana. Eh tidak hanya di mal ini saja saya menjumpai pohon Natal, di Bugis Junction mal juga ada pohon Natal bernuansa putih. Anak-anak muda bertopi sinterklas menjadi pemandangan biasa malam itu. Tingkah polah mereka juga lucu-lucu, salah satunya saling menyemprotkan salju tiruan yang banyak dijual di toko-toko. Hmm kami berdua berjalan menyusuri Orchard Road dan mengakhiri perjalanan di stasiun MRT Dobhi Gaut.

Tadinya saya sudah menuliskan cerita ini dan berniat mem-publish-nya di blog tepat di hari Natal, tapi sayang tepat di hari Natal saya tidak bertemu dengan hotspot internet πŸ™‚ Baru sekarang di Mc Donald di kawasan Bugis saya bisa meng-update blog ini. Jadi sedikit agak basi kalau mengucapkan selamat Natalnya sekarang, tapi ya sudahlah daripada tidak sama sekali :

Merry Christmas for you all !!
Selamat Natal untuk Anda semua….

5 thoughts on “Singapore (part 1) – Gerimis Di Malam Natal

  1. tgl 26 des ini kami baru mau ke spore..kalo jalan2 disana enak pakai mrt apa taxi soalnya kita ber 5, 3 dewasa 2 anak jadi boleh ngga masuk di taxi? kalo jktkan berapa orgpun boleh masuk…selain orchard road dimana lg yg ada rame suasana natalnya tx infonya…GBU

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.