Soal Foto Makro

Get ConnectedDulu saya pikir untuk menekuni foto makro perlu punya lensa makro. Lensa makro adalah lensa dengan pembesaran 1:1 (subjek foto bisa diambil penuh seukuran frame foto). Harga lensa makro cukup mahal untuk ukuran saya. Sebagai pengguna Canon, lensa makro Canon yang paling murah harganya kalau tidak salah sekitar 4 juta rupiah. Ternyata ada banyak alternatif alat bantu untuk memotret makro. Salah satunya adalah extension tube. Extension tube dipasang di body kamera, kemudian baru lensa dipasangkan ke extension tube. Extension tube sendiri tidak memiliki elemen optik. Prinsip kerjanya kurang lebih seperti ini : dengan tambahan extension tube jarak ujung lensa ke film/sensor digital menjadi lebih panjang. Dengan jarak yang lebih panjang, memungkinkan si fotografer untuk mengambil foto sebuah benda dalam jarak yang sangat dekat. Semakin dekat ujung lensa dengan subjek semakin besar pula subjek tersebut bisa terekam. Hmm sepertinya saya belum punya foto extension tube, nanti menyusul saja. Berikut adalah foto extension tube yang saya miliki :

Carris Extension tube 25 mm menghadap atas. Titik merah untuk penanda lensa EF & titik putih untuk penanda lensa EF-S.

Tampak belakang, ada kontak elektronik karena extension tube ini support auto fokus.

Tampak depan, tidak ada elemen optik di dalam extension tube.

Tampak belakang, ada kontak elektronik karena extension tube ini support auto fokus.Dan berikut adalah foto saat terpasang pada body kamera. Lensa yang saya pakai adalah lensa Canon EF 28-135mm. Saya baru tahu dari Wahyudi, ternyata lensa ini punya mode makro di focal length 135mmx

Foto extension tube terpasang di antara body & lensa kamera.

Biasanya ada 3 jenis extension tube dilihat dari ukurannya, 12mm, 25mm, dan 35mm. Semakin panjang ukurannya semakin tinggi tingkat pembesarannya. Jadi kalau saya pakai extension tube ukuran 25mm dan lensa 135mm, berarti saya dapat tambahan pembesaran sebesar 25/135 atau sekitar 0.185 kali.

Kelemahan memotret menggunakan extension tube adalah ruang tajam menjadi sempit sekali. Kita dipaksa untuk menggunakan diafragma kecil (f/16-f/22) untuk mendapat ruang tajam yang cukup luas. Dengan ruang tajam yang sangat terbatas, fokus subjek foto bisa gampang meleset. Misalkan saya memotret belalang, dengan bukaan f/8 bisa jadi saya dapat foto belalang yang tajam di matanya saja…bagian kaki belalangnya kabur (blur). Atau bisa jadi saya sudah memilih fokus di mata eh malah daun tempat belalang hinggap yang tajam. Dengan ruang tajam yang sempit, perlu ekstra teliti mengamati fokus sebelum menekan tombol shutter.

Kali pertama saya memotret serangga gara-gara diajak oleh rekan saya Wahyudi. Dia dan beberapa rekannya rutin pergi memotret serangga di daerah Kebon Jeruk. Berbekal extension tube + flash, saya ikut pergi. Rasanya cuma saya yang pakai lensa biasa plus extension tube. Ada seninya sendiri memotret makro. Memotret makro memang tidak harus memotret serangga sebagai subjek fotonya. Mungkin ini salah kaprah yang sudah umum di Indonesia, motret makro identik dengan motret serangga.

Meskipun tidak perlu bayar untuk pergi memotret serangga, ternyata tidak gampang juga memotret serangga. Memotret serangga di semak-semak butuh perjuangan juga. Pertama saya harus jeli mencari-cari serangga di semak-semak, di dedaunan, di rerumputan. Kedua, setelah ketemu serangganya saya hampir selalu harus berjongkok, membungkuk untuk mengambil posisi memotret serangga dari dekat. Hmmm cukup melelahkan jongkok-jongkok terus selama hunting serangga. Ketiga, saya harus cukup sabar. Kadang sudah ketemu serangganya, sudah mengendap-endap, sudah jongkok-jongkok, siap memotret…eh serangganya terbang :p

Pergi memotret makro (hunting foto serangga) jauh lebih murah daripada hunting foto landscape, hunting foto model, atau yang lainnya. Cukup pergi ke daerah yang ada semak-semaknya, ada rerumputan, pasti kita dapat menemukan serangga-serangga di sana. Tidak perlu mengeluarkan dana untuk membayar modelnya ;))

2 thoughts on “Soal Foto Makro

  1. Saya baru beli Canon Eos 550 dan masih menggunakan lensa bawaan EFS 18 mm-55 mm, saya butuh lensa makro untuk keperluan pemotretan tanaman sakit (kurang lebih sama dengan pemotretan serangga) lensa makro apa yang cocok untuk keperluan saya ini, dan berapa harganya…? Terima kasih

    • dear lia.. untuk lensa bawaan sebenarnya sudah memadai untuk di pake buat foto makro,. setting dari camera , mode pengambilan Macro kemudian pada lensa diset ke manual focus,.. dengan banyak berlatih pasti anda bisa menemukan teknik pas. namun jika dirasa kurang bisa mencoba dengan lensa fix Canon Ef 50mm f1.8/II
      harga relatif murah dapat hasil yg lebih maksimal untuk foto makro

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.