Tanah Abang Sudah Lancar

Sudah beberapa kali ini saya lewat jalan Tanah Abang & merasakan betul bedanya. Sekarang Jl.KH Mas Mansyur (nama jalan Tanah Abang sekarang) sudah tidak lagi macet. Tadi saya melintas dari Casabalanca menuju Cideng dengan menggunakan taksi. Biasanya macetnya akan panjang mengular terutama sebelum masuk underpass Tanah Abang. Bila sedang macet-macetnya, ekor kemacetan bisa sampai flyover Pejompongan.

Foto di atas adalah area pertokoan di dekat ujung masuk underpass dari arah Karet. Sekarang di situ tidak terlihat lagi kepadatan kendaraan. Mega Kuningan menuju Tomang ditempuh hanya dalam waktu kurang dari setengah jam itu sudah sangat luar biasa. Mengingat saya melintas di jam sibuk sekitar pukul 4 sore, apalagi hari ini adalah hari Jumat & tanggal gajian pula 🙂 Jempol dua untuk Pak Jokowi & Pak Ahok untuk keberhasilannya menertibkan kawasan Tanah Abang.

Versi OS di Ubuntu/Debian, Solaris 10, & OSX

Untuk melihat versi sistem operasi Ubuntu saya biasa gunakan perintah lsb_release -a seperti berikut ini :

ttirtawi@gbt733:~$ lsb_release -a
No LSB modules are available.
Distributor ID:	Ubuntu
Description:	Ubuntu 12.10
Release:	12.10
Codename:	quantal
ttirtawi@gbt733:~$

Atau bisa tinggal lihat berkas /etc/lsb-release :

ttirtawi@gbt733:~$ cat /etc/lsb-release 
DISTRIB_ID=Ubuntu
DISTRIB_RELEASE=12.10
DISTRIB_CODENAME=quantal
DISTRIB_DESCRIPTION="Ubuntu 12.10"
ttirtawi@gbt733:~$

Perintah yang sama bisa dipakai di distribusi Debian :

pasific:~# lsb_release -a
LSB Version:	core-2.0-ia32:core-2.0-noarch:core-3.0-ia32:core-3.0-noarch:core-3.1-ia32:core-3.1-noarch:core-3.2-ia32:core-3.2-noarch:cxx-3.0-ia32:cxx-3.0-noarch:cxx-3.1-ia32:cxx-3.1-noarch:cxx-3.2-ia32:cxx-3.2-noarch:desktop-3.1-ia32:desktop-3.1-noarch:desktop-3.2-ia32:desktop-3.2-noarch:graphics-2.0-ia32:graphics-2.0-noarch:graphics-3.0-ia32:graphics-3.0-noarch:graphics-3.1-ia32:graphics-3.1-noarch:graphics-3.2-ia32:graphics-3.2-noarch:qt4-3.1-ia32:qt4-3.1-noarch
Distributor ID:	Debian
Description:	Debian GNU/Linux 5.0 (lenny)
Release:	5.0
Codename:	lenny
pasific:~#

Di Debian 7 informasi yang sama bisa diliat di berkas /etc/os-release seperti berikut ini :

ttirtawi@debian7:~$ cat /etc/os-release 
PRETTY_NAME="Debian GNU/Linux 7 (wheezy)"
NAME="Debian GNU/Linux"
VERSION_ID="7"
VERSION="7 (wheezy)"
ID=debian
ANSI_COLOR="1;31"
HOME_URL="http://www.debian.org/"
SUPPORT_URL="http://www.debian.org/support/"
BUG_REPORT_URL="http://bugs.debian.org/"
ttirtawi@debian7:~$

Sementara di Solaris 10, versi OSnya bisa dilihat di berkas /etc/release seperti berikut ini :

$ cat /etc/release
                   Oracle Solaris 10 9/10 s10s_u9wos_14a SPARC
     Copyright (c) 2010, Oracle and/or its affiliates. All rights reserved.
                            Assembled 11 August 2010
$ 

Agak sedikit berbeda di Mac OSX Mountain Lion, saya baru tahu 2 perintah berikut ini untuk melihat versi OS dari command line. Yang pertama adalah sw_vers :

ttirtawi@macmini:~$ sw_vers 
ProductName:	Mac OS X
ProductVersion:	10.8.4
BuildVersion:	12E55
ttirtawi@macmini:~$

Sementara yang kedua adalah system_profiler :

ttirtawi@macmini:~$ system_profiler SPSoftwareDataType
Software:

    System Software Overview:

      System Version: OS X 10.8.4 (12E55)
      Kernel Version: Darwin 12.4.0
      Boot Volume: Macintosh HD
      Boot Mode: Normal
      Computer Name: macmini
      User Name: Tedy Tirtawidjaja (ttirtawi)
      Secure Virtual Memory: Enabled
      Time since boot: 2 days 4:36

ttirtawi@macmini:~$

Kondangan atau Ke Undangan ?

Kemarin teman saya berkomentar katanya lucu mendengar saya menggunakan kata “kondangan” (pergi ke pesta perkawinan). Menurutnya “kondangan” itu kata yang salah; yang benar adalah “ke undangan”. Teman saya bilang : “Mana ada kata kondangan di kamus”.  Saya pun jadi penasaran apakah benar “kondangan” itu bukan kata yang benar. Saya cek di laman Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata kata “kondangan” terdaftar di sana. Berikut tangkapan layarnya :

FTP Server Di OSX Mountain Lion

Sebagai turunan dari Unix, Mac OSX sudah dilengkapi dengan FTP server. Hanya saja secara default, service FTP server ini tidak diaktifkan.

Ini contoh tampilan saat saya ingin mencoba mengakses FTP ke Mac Mini yang menggunakan OSX Mountain Lion :

ttirtawi@gbt733:~$ ftp 192.168.10.13
ftp: connect: Connection refused
ftp> quit
ttirtawi@gbt733:~$

Untuk mengaktifkan FTP server di OSX Mountain Lion, saya cukup menggunakan 1 perintah berikut ini :

ttirtawi@macmini:~$ sudo -s launchctl load -w /System/Library/LaunchDaemons/ftp.plist 
Password:
ttirtawi@macmini:~$

Untuk memastikan FTP sudah aktif saya bisa cek dengan perintah netstat seperti berikut ini :

ttirtawi@macmini:~$ netstat -a | egrep ".*ftp.*LISTEN"
tcp6       0      0  *.ftp                  *.*                    LISTEN     
tcp4       0      0  *.ftp                  *.*                    LISTEN     
ttirtawi@macmini:~$

Barulah saya bisa akses Mac Mini ini via FTP :

ttirtawi@gbt733:~$ ftp 192.168.10.13
Connected to 192.168.10.13.
220 192.168.10.13 FTP server (tnftpd 20100324+GSSAPI) ready.
Name (192.168.10.13:ttirtawi): ttirtawi
331 User ttirtawi accepted, provide password.
Password:
230 User ttirtawi logged in.
Remote system type is UNIX.
Using binary mode to transfer files.
ftp> pwd
257 "/Users/ttirtawi" is the current directory.
ftp>

Untuk mematikan service FTP server tadi saya tinggal gunakan perintah berikut ini :

ttirtawi@macmini:~$ sudo -s launchctl unload -w /System/Library/LaunchDaemons/ftp.plist 
Password:
ttirtawi@macmini:~$

HBDI

Bulan lalu saya mengikuti training HBDI di Singapore. HBDI adalah singkatan dari Herrmann Brain Dominance Instrument, sebuah program buatan Ned Herrmann untuk menganalisis kencenderungan mental seseorang dalam berpikir & bersikap. Konsep otak kanan dan otak kiri sudah saya kenal sejak lama, itupun sebatas pemahaman awam. Seperti misalnya orang dengan otak kiri yang lebih dominan cenderung akan menyukai hitung-hitungan & segala hal yang berbau teknis; dan sebaliknya orang dengan otak kanan yang lebih berkembang akan punya kelebihan di bidang sastra, seni, hafalan, dsb.

HBDI ini menurut saya adalah pengembangan dari konsep otak kanan otak kiri itu. Singkatnya dalam HBDI, otak manusia digambarkan sebagai 4 kuadran : biru, kuning, merah, dan hijau.

Orang yang berada pada kuadran biru akan cenderung berperilaku logis, analitis, teknis, & mengandalkan fakta-fakta untuk memutuskan segala sesuatu. Orang pada kuadran hijau akan memiliki ciri-ciri menyukai segala sesuatu yang tertata rapih, senang mengorganisir banyak hal, segala sesuatunya harus dalam prosedur & langkah-langkah yang terencana baik. Orang yang terkelompok pada kuadran merah akan punya kecenderungan untuk berinteraksi sosial lebih daripada yang lain, emosional, suka berekspresi, senang mendengar pendapat orang lain sebelum membuat sebuah keputusan. Sementara orang yang berada pada kuadran kuning lebih suka hal-hal yang abstrak (dalam tataran konsep), visual, melihat segala sesuatu dalam skala makro.

Rata-rata manusia dominan pada 2 kuadran yang berbeda. Jarang sekali orang yang dominan pada keempat kuadran tadi. Banyak contoh nyata yang diberikan oleh pembicara pada training kemarin. Contoh-contoh nyata tersebut misalnya seseorang yang senang menepuk lengan tamunya saat berjabat tangan, kemungkinan besar memiliki kencenderungan berada pada kuadran merah. Contoh lain seorang akuntan biasanya memiliki kelebihan pada kuadran hijau, karena menyukai hal-hal yang detil, sistematis.

Sementara seorang bos atau pimpinan perusahaan yang sukses biasanya cenderung memiliki kelebihan pada kuadran kuning. Kok bisa? Lihat saja berapa sering seorang bos akan menerapkan target yang sepertinya tidak masuk akal & membuat semua anak buahnya garuk-garuk kepala. Itu karena sang pimpinan melihat jauh ke depan, berani “bermimpi” & berfokus pada visi misi yang kadang terlihat mustahil dilaksanakan.

Sementara seseorang yang skeptis bisa jadi contoh orang yang berada pada kuadran biru. Skeptis bagaimana? Lihat saja bagaimana orang yang tidak gampang percaya sebelum disodori setumpuk fakta, atau orang yang gemar menganalisis segala sesuatu.

Contoh kasus yang diberikan juga membantu saya memahami perbandingan tiap kuadran. Misalnya saat seseorang akan membeli mobil (asumsi uang bukan masalah).

  • Orang yang dominan pada kuadran biru akan menganalisis apa keperluannya membeli mobil, seberapa irit konsumsi BBMnya. Sekadar contoh mungkin saja orang pada kuadran biru akan memutuskan untuk membeli city car karena irit konsumsi BBM & cukup memenuhi kebutuhan mobilitasnya sehari-hari.
  • Orang pada kuadran hijau akan secara detail membaca spesifikasi teknis mobil lalu membandingkannya satu sama lain. Saya lupa untuk kuadran ini contoh mobil apa yang kemungkinan besar akan dibeli 🙂
  • Orang pada kuadran merah akan menanyai banyak rekannya tentang mobil, mencari referensi dari rekan-rekannya tentang mobil apa yang bagusnya dibeli. Sebagai ilustrasi, orang pada kuadran merah bisa jadi berakhir membeli mobil MPV, mobil keluarga yang bisa mengangkut banyak orang.
  • Sementara orang pada kuadran kuning akan melihat prestige, visualisasi, mencari mobil yang bisa menjadi aktualisasi dirinya. Sebagai contoh orang pada kuadran kuning mungkin akan membeli mobil sport seperti Ferrari untuk sarana aktualisasi dirinya.

Training kemarin mengajarkan saya bagaimana mengenali di kuadran mana saya lebih dominan. Setelah mengenali diri sendiri, lalu berikutnya adalah mempelajari bagaimana saya bisa berinteraksi dengan orang yang berada pada kuadran yang berseberangan. Mengapa harus memahami orang yang berada pada domain/kuadran yang berseberangan? Karena hal-hal yang disukai oleh orang pada kuadran tertentu bisa jadi merupakan hal yang sangat menyebalkan bagi orang pada kuadran seberangnya.

Contoh gampangnya ketika rapat dengan pimpinan (yang berada pada kuadran kuning), karyawan yang domain pada kuadran hijau akan sedikit merasa bosan dengan “teori”/visi misi yang disampaikan sang pimpinan. Mengapa demikian? Karena sang karyawan lebih suka to the point, memikirkan apa langkah riil yang harus diambil, prosedur apa yang harus diikuti untuk mewujudkan visi-misi sang pimpinan.

Hal lain yang mungkin berbenturan adalah ketika orang yang memiliki kecenderungan pada kuadran biru bertemu dalam suatu meeting dengan orang yang berada pada kuadran merah. Si biru akan langsung bicara fakta, tanpa basa basi ini itu. Sementara si merah akan lebih suka membuka rapat dengan aneka basa-basi, menyapa orang-orang dalam ruangan rapat. Si biru akan melihat si merah sebagai orang yang bertele-tele buang-buang waktu. Sebaliknya si merah akan melihat si biru sebagai orang yang kurang peka terhadap sesama rekan kerjanya karena hanya memikirkan pekerjaan tanpa ada relasi sosial yang baik. Masing-masing tipe tadi tidak ada yang benar & tidak ada yang salah. Semua punya kelebihan masing-masing. Nah situlah pesan yang ingin disampaikan pada training kemarin, bagaimana menciptakan harmoni antara orang-orang dari berbagai macam kuadran.

Kira-kira 1 bulan sebelum sesi training di Singapore, panitia mewajibkan saya untuk mengisi aplikasi online berupa sekumpulan kuisoner. Hasil dari kuisioner itulah yang kemudian diformulasikan menjadi HBDI profile saya (gambar di atas). Ajaibnya apa yang ditampilkan pada hasil tadi cukup tepat merepresentasikan siapa saya. Saya merasa dominan pada otak kiri sehingga tidak aneh bila ternyata saya cukup dominan pada kuadran biru & hijau. Dari mana saya tahu kalau hasil hasil HBDI tadi tepat? Setidaknya hal ini mungkin bisa jadi faktanya :

  • saya senang mendokumentasikan hal-hal teknis, membuat how-to document.
  • saya senang utak-atik komputer, mencoba belajar ini itu di komputer.
  • saya benci menghadiri meeting yang bertele-tele.
  • saya senang mengajar, ada kepuasan tersendiri bisa sharing ilmu dengan orang lain. Katanya orang yang gemar mengajar berada pada kuadran merah.
  • saya benar-benar ngantuk saat pimpinan bicara soal visi misi 😀

Lebih kurang seperti itu yang saya tangkap sebagai hasil mengikuti training HBDI.