Hobi Unik

Bagi orang kebanyakan ular adalah binatang yang menakutkan. Adalah sesuatu yang ganjil menjadikan ular sebagai binatang peliharaan. Coba lihat sekitar Anda, binatang yang lazim dijadikan peliharaan antara lain adalah anjing, kucing, ikan, burung. Saya punya rekan yang memiliki hobi unik. Budy namanya, hobinya mengoleksi ular. Mulai dari ular berbisa sampai ular sanca (python) yang panjangnya bisa mencapai 6 meteran. Hobi mengoleksi ular ini sudah bertahun-tahun ditekuni, bahkan sejak duduk di bangku sekolah.

Atraksi Cium Kobra

Menurut almarhum kakeknya, Budy memiliki kemampuan lebih untuk “berkomunikasi” dengan binatang. Tidak heran bila ular jenis King Kobra (Ophiophagus hannah) bisa nurut & jinak di tangan si Budy. Seperti yang Anda lihat pada foto di atas, King Kobra sepanjang lebih kurang 3 meter itu diam saja saat dicium kepalanya. Tentu ini bukan adegan yang boleh ditiru sembarangan. Foto tadi diambil beberapa tahun lalu.

Untuk menekuni suatu hobi, kita perlu usaha (dan dana?) yang tidak sedikit. Agak naif bila ada yang menyebut hobinya gratis (atau hobinya murah). Hobi memelihara binatang misalnya; berarti harus punya dana untuk memberi pakan, menyediakan kandang, dan menyediakan waktu & tenaga untuk mengurus binatang peliharaannya. Tidak hanya binatang peliharaan, dana & usaha berlaku juga untuk segala macam hobi. Kadang saya sendiri sampai terheran-heran melihat orang menghabiskan jutaan (bahkan puluhan juta) demi hobinya. Saya merasa heran karena mungkin hal tersebut tidak saya gemari. Misalnya saya pernah terheran-heran mengetahui penggila bonsai mengeluarkan jutaan rupiah untuk membeli gunting (gunting khusus untuk memotong ranting tanaman bonsai). Makin unik hobinya, biasanya makin besar dana yang dipakai untuk menyokong hobi tersebut.

Tapi kalau berbalik pada saya sendiri, hobi saya mengetik membuat saya merogoh saku sampai 1,5 juta untuk membeli mechanical keyboard. Padahal keyboard standar bisa didapat dengan harga sepersepuluhnya. Tidak terasa aneh bagi saya, tapi mungkin aneh bagi orang lain. Atau misalnya melihat orang menghabiskan puluhan sampai ratusan juta membeli peralatan fotografi (kamera/lensa). Bagi saya itu tidak aneh, karena saya pun hobi fotografi. Mungkin belum kelasnya bagi saya untuk membeli kamera/lensa sampai puluhan juta rupiah. Orang yang tidak memiliki minat yang sama cenderung akan terheran-heran melihat orang lain mencurahkan uang/waktu/usaha sedemikian besar demi hobinya.

Bahkan tidak sedikit orang yang mencibir atau jadi judgemental (menghakimi) bila melihat hobi orang lain yang tidak sejalan dengan minatnya. Bila sudah begitu, yang punya hobi tentu berhak untuk berargumen “hobi hobi saya, uang uang saya…kok situ yang repot”. Makanya bila saya heran melihat hobi orang lain, saya lebih memilih untuk berdecak kagum & introspeksi hobi saya sendiri. Kalau saya bisa mengeluarkan dana tidak sedikit untuk hobi saya, apa hak saya “mengomentari” hobi orang lain?

Jadi apa hobi Anda sekarang?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.