Upgrade SSD Macbook Air

Macbook Air saya cuma punya SSD berukuran 128GB. Ruang sebesar 128GB ini hampir seluruhnya terisi dengan data-data pekerjaan saya. Praktis tidak ada berkas musik, foto, atau film yang bisa saya simpan di dalam Macbook Air. Bahkan untuk menyimpan berkas virtual harddisk-nya VirtualBox, saya cuma bisa menyimpan 1 berkas VDI saja. Akibatnya, saya jadi kurang leluasa bekerja dengan beberapa virtual machine. Saya memutuskan untuk melakukan upgrade media penyimpanan SSD ini. Setahu saya agak sulit menemukan SSD untuk Macbook Air di Jakarta.

Dari pengalaman upgrade SSD Mac Mini, saya tahu kalau web Other World Computing menjual SSD untuk Macbook Air. Dulu saya membeli OWC Data Doubler untuk tambahan harddisk Mac Mini. OWC menjual berbagai macam komponen Mac termasuk SSD untuk Macbook Air. Setelah browsing-browsing sebentar, saya pilih SSD OWC 480GB Aura. SSD berukuran 480GB ini dibanderol dengan harga USD$409 . Harga ini sudah termasuk sebuah casing untuk SSD asli Macbook Air (Envoy USB 2.0/3.0 Enclosure).

Dulu waktu membeli OWC Data Doubler, saya menggunakan jasa pengiriman US Postal Service. Kali ini saya agak ragu untuk menggunakan jasa pengiriman yang sama mengingat harga SSD tadi cukup mahal. Karena khawatir SSD pesanan saya akan hilang saat proses pengiriman, saya memilih jasa pengiriman DHL. Ongkos pengiriman dengan DHL sebesar $24.11 (sekitar Rp270.000,- dengan kurs Rp11500,-). Jadi total biaya yang harus saya bayar ke OWC adalah USD$433.11.

Sebenarnya saya agak ragu menggunakan jasa DHL karena beberapa cerita di Internet tentang aneka pungutan yang dibebankan pada penerima paket. Beberapa cerita tentang bagaimana paket ditahan oleh pihak jasa pengiriman sebelum penerima membayar sejumlah tagihan. Tapi saya nekat saja memilih DHL. Saya siap dengan resiko membayar pajak atau pungutan lain-lainnya. DHL menyediakan sistem tracking online, fasilitas ini memudahkan saya mengetahui sudah sampai mana pengiriman paket saya dari Amerika. Ternyata paket ini sempat singgah ke Hongkong dan Taiwan terlebih dulu sebelum akhirnya sampai di Indonesia. Paket saya diperkirakan sampai pada tanggal 4 Agustus. Ternyata meleset 1 hari, saya baru menerima paketnya hari Selasa 5 Agustus 2014.

Saya sempat heran juga saat menerima paket, DHL tidak memberikan tagihan apa-apa. Ternyata keesokan harinya petugas DHL yang sama datang lagi membawa lembar invoice bernilai total Rp1.460.000,-. Saya sedikit curiga mengapa tagihan pajak ini datang terlambat, dalam hati saya mempertanyakan keaslian tagihan itu. Petugas DHL tersebut beralasan tagihan telat karena kemarin printer di kantor bermasalah. Alasan macam ini makin membuat saya curiga. Saya minta si bapak kembali lagi esok harinya. Saya ingin crosscheck dulu keaslian tagihan pajak DHL tersebut. Seorang teman yang pernah punya pengalaman buruk dengan DHL menyarankan saya untuk tidak membayar tagihan tersebut. Tapi karena komitmen awal untuk siap dengan aneka tagihan DHL, singkat cerita akhirnya saya bayar lunas tagihan tersebut. Saya sempat telepon kantor DHL Jakarta untuk meminta perincian pajak. Tapi sampai tulisan ini dibuat DHL belum mengirimkan email perincian pajak yang saya minta.

Proses Pasang SSD

Kemasan paket SSD OWC 480GB Aura terlihat seperti berikut ini :

Dalam paket ini disertakan juga 2 buah obeng Torx.

SSDnya sendiri dibungkus lagi dalam kemasan plastik kaku seperti ini :

Bentuk SSD untuk Macbook sekilas mirip seperti memori komputer desktop.

OWC menyediakan petunjuk lengkap cara memasang SSD Macbook Air. Saya tonton dulu video instruksinya dari URL ini. Pertama yang harus dilakukan adalah melepas tutup belakang Macbook Air. Ada 10 sekrup yang memegang tutup belakang ini ke body Macbook Air. Ini tampilan belakang Macbook Air setelah saya melepas tutupnya.

Mengikuti instruksi yang diberikan, selanjutnya saya melepas konektor batere. Konektor ini bentuknya seperti IC dan ukurannya cukup kecil. Untung saya masih menyimpan plastik pencongkel yang dulu saya dapat saat membeli OWC Data Doubler.

SSD bawaan Macbook Air hanya dikencangkan dengan 1 sekrup saja. Setelah sekrup dilepas, SSD sangat mudah dilepaskan. Cukup angkat ujung kanannya sedikit lalu menariknya keluar (pada foto terlihat ke arah kanan)

Lalu saya segera pasang OWC Aura 480GB ke posisi yang sama.

Ternyata SSD ini ukurannya lebih panjang, bagian ujung SSD tidak bisa masuk ke ceruk tempat SSD. Ada sedikit kelebihan plastik PCBnya (bagian yang berwarna kekuningan). Saya sempat kuatir karena bukan hal yang mudah menukar SSD ini ke penjualnya.

Ini tampilan lebih dekat hasil cropping foto :

Saya putuskan untuk mengamplas saja bagian ujung plastik SSD tersebut. Sayangnya saya tidak menemukan kertas amplas. Nekat saja saya ambil pisau cutter untuk mengikis sedikit-sedikit bagian plastik PCB tersebut. Perlu beberapa kali percobaan sampai akhirnya SSD tadi bisa ditempatkan dengan sempurna.

Proses Restore Data

Setelah SSD terpasang, saya segera boot Macbook Air ini dengan USB berisi OSX Maverick. Saya bukan ingin melakukan fresh install tapi ingin melakukan restore dari Time Machine. Setelah sukses boot dari USB, saya buka aplikasi Disk Utility. SSD OWC tadi terdeteksi dengan baik.

Segera saya buat 1 partisi baru dengan filesystem jenis Mac OS Extended (journaled). Saya beri nama volume ini “MacOSX”.

Setelah menutup aplikasi Disk Utility saya kembali ke menu utama, saya pilih menu Restore :

Sebelumnya saya sudah memasangkan USB External Disk tempat saya menaruh backup Time Machine. Harddisk eksternal tersebut saya namai TIMEMACHINE_MBA.

Saya tinggal pilih backup file terakhir yang ada dalam harddisk eksternal tadi.

Lalu saya diminta untuk menentukan tujuan restore. Saya pilih harddisk dengan nama MacOSX.

Berikutnya muncul peringatan bahwa proses restore akan menghapus semua data yang ada dalam target harddisk.

Saya hitung proses restore ini berlangsung kurang lebih 1 jam.

Setelah proses restore selesai saya bisa langsung boot Macbook Air ini seperti biasanya dari SSD. Saat saya ukur kecepatan baca tulis SSD baru ini dengan aplikasi BlackMagic, saya mendapati hasil seperti ini :

Hasilnya masih kalah dengan kecepatan baca tulis SSD asli bawaan Macbook Air :

Tapi saat dipakai sehari-hari saya belum menemukan perbedaan & penurunan performa SSD baru ini. Yang jelas saya sekarang bisa leluasa menyimpan banyak file dengan SSD besar ini.

Enclosure

SSD lama bawaan Macbook Air saya pasangkan pada enclosure Envoy. Enclosure ini menyulap SSD 128GB tadi menjadi harddisk eksternal dengan tampilan yang keren. Enclosure-nya terbuat dari bahan alumunium, bahan & bentuknya pun senada dengan body Macbook Air.

Di dalamnya ada konektor SSD tempat saya meletakkan SSD bawaan tadi.

Enclosure ini dilengkapi dengan port USB 3, jadi sudah cukup kencang untuk dipakai mentransfer data ke Mac.

Saat dihubungkan dengan Mac, ada lampu indikator berwarna biru yang menyala. Bila sedang terjadi proses transfer data, lampu indikator tersebut akan terus berkedip.

Saya beberapa kali mengalami SSD eksternal ini tidak dikenali oleh komputer (baik itu Mac maupun PC). Sepertinya konektor bagian dalam enclosure ini mudah tergoyang. Biasanya saya coba ketuk-ketukan enclosure ini di bagian tempat konektor SSD berada (dengan harapan SSD & konektornya kembali ke posisi yang benar). Dan cara bodoh-bodohan tadi biasanya berhasil, setelah diketuk-ketuk SSD bisa dibaca lagi oleh komputer.

Pasang SSD Mac Mini (part 5 – END)

Sekilas Tentang Partisi a.k.a Volume

Tulisan ini masih lanjutan dari beberapa post sebelumnya tentang pasang SSD. Sejauh ini saya sudah memasang SSD ke dalam Mac Mini & sudah selesai menginstal Mac OSX 10.9.1 ke dalam SSD tersebut. Berarti sekarang Mac Mini memiliki 2 buah storage :

  1. SSD 128GB. Untuk menyingkat penulisan selanjutnya saya akan menyebut SSD sebagai disk0
  2. Harddisk 2.5″ 500GB. Selanjutnya saya akan menyebut SSD sebagai disk1.

Baik disk0 maupun disk1 saat ini masih bisa dipakai sebagai media boot. Hanya saja sekarang saya gunakan disk0 sebagai active boot disk-nya.

Mac membagi tiap disk menjadi beberapa partisi. Sama seperti waktu kita menggunakan Windows, kita biasa menyebut partisi dengan drive C:\, D:\, dst. Di Mac OSX, partisi sering kali disebut juga sebagai “volume”. Selanjutnya saya mungkin menggunakan istilah volume untuk menyebut partisi (dan juga sebaliknya). Tiap volume bisa diberi nama sendiri-sendiri. Perintah diskutil list dapat dipakai untuk menampilkan struktur partisi setiap harddisk :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil list
/dev/disk0
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER         
   0:      GUID_partition_scheme                        *128.0 GB   disk0
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk0s1
   2:                  Apple_HFS MacOSX                  127.2 GB   disk0s2
   3:                 Apple_Boot Recovery HD             650.0 MB   disk0s3
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            479.8 GB   disk1s2
   3:       Microsoft Basic Data                         8.7 GB     disk1s3
   4:        Bios Boot Partition                         1.0 MB     disk1s4
   5:                 Linux Swap                         691.0 MB   disk1s5
   6:       Microsoft Basic Data                         10.6 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Pada disk0 a.k.a SSD, Mac menggunakan partisi nomor 2. Partisi nomor 2 tersebut saya beri nama “MacOSX” (lihat pada tulisan sebelumnya). Semua data sistem operasi OSX 10.9.1, aplikasi-aplikasi, home directory berada pada volume “MacOSX” ini. Dengan kata lain, volume “MacOSX” adalah root filesystem-nya.

Hal yang sama berlaku pada disk1 a.k.a harddisk 2.5“ 500GB tadi. Semua data sistem operasi OSX 10.9.1, aplikasi-aplikasi, home directory sebelum proses instal ulang, ada di partisi nomor 2 yang bernama ”Macintosh HD”. Karena saya tidak akan menggunakan disk1 sebagai boot disk lagi, saya hanya perlu home directory lama saja.

Seperti umumnya sistem Unix, Mac OSX mengenal proses mounting untuk setiap partisi/volume yang dimilikinya. Tanpa adanya proses mount, user tidak bisa mengakses data-data yang disimpan dalam partisi tersebut.

Untuk setiap volume yang berada pada non-root disk, Mac OSX akan otomatis melakukan mounting menggunakan nama volume sebagai nama mountpoint-nya. Misalnya volume “Macintosh HD” milik disk1 tadi otomatis di-mount pada /Volume/Macintosh\ HD.

Memindahkan Mountpoint Partisi Mac

Seperti disebut sebelumnya, volume “Macintosh HD” otomatis di-mount di /Volume/Macintosh\ HD. Saya kurang suka nama mountpoint-nya, menurut saya terlalu panjang. Saya memilih untuk memindahkan mountpoint-nya ke direktori yang lebih gampang diingat & lebih pendek untuk diketik. Tentu lebih cepat untuk mengetikkan ~/mydata daripada /Volume/Macintosh\ HD. Alih-alih menggunakan alias untuk menyingkatnya, saya pilih untuk mengganti saja sekalian mountpoint-nya.

Untuk menentukan mountpoint secara manual, kita bisa mendaftarkan volume & mountpoint-nya pada file /etc/fstab. Linux juga menggunakan file /etc/fstab untuk mengatur mountpoint setiap volume/partisinya. Berkas /etc/fstab dapat dimodifikasi dengan editor teks seperti vi. Mac punya perintah vifs sebagai alternatif untuk mengedit /etc/fstab.

Tiap volume yang didaftarkan dalam file /etc/fstab diwakili dengan UUID-nya. Jadi untuk mengubah mountpoint partisi “Macintosh HD”, saya perlu cari tahu dulu UUID-nya dengan perintah diskutil seperti pada contoh di bawah ini :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil info /Volumes/Macintosh\ HD/
   Device Identifier:        disk1s2
   Device Node:              /dev/disk1s2
   Part of Whole:            disk1
   Device / Media Name:      Customer

   Volume Name:              Macintosh HD
   Escaped with Unicode:     Macintosh%FF%FE%20%00HD

   Mounted:                  Yes
   Mount Point:              /Volumes/Macintosh HD
   Escaped with Unicode:     /Volumes/Macintosh%FF%FE%20%00HD

   File System Personality:  Journaled HFS+
   Type (Bundle):            hfs
   Name (User Visible):      Mac OS Extended (Journaled)
   Journal:                  Journal size 40960 KB at offset 0x1238a000
   Owners:                   Enabled

   Partition Type:           Apple_HFS
   OS Can Be Installed:      Yes
   Media Type:               Generic
   Protocol:                 SATA
   SMART Status:             Verified
   Volume UUID:              E61E6A98-9E6A-32FD-87C9-31AFB09F6218

   Total Size:               499.8 GB (499763888128 Bytes) (exactly 976101344 512-Byte-Units)
   Volume Free Space:        71.5 GB (71495225344 Bytes) (exactly 139639112 512-Byte-Units)
   Device Block Size:        512 Bytes

   Read-Only Media:          No
   Read-Only Volume:         No
   Ejectable:                No

   Whole:                    No
   Internal:                 Yes
   Solid State:              No
   Device Location:          "Lower"    
ttirtawi@macmini:~ $

Dari contoh di atas, UUID “Macintosh HD” adalah E61E6A98-9E6A-32FD-87C9-31AFB09F6218. Saya ingin “Macintosh HD” di-mount ke ~/mydata. Tentu direktori ~/mydata ini harus sudah ada dulu sebelumnya.

ttirtawi@macmini:~ $ mkdir ~/mydata

Setelah saya ubah maka berkas /etc/fstab-nya menjadi seperti ini :

ttirtawi@macmini:~ $ sudo vifs
#
# Warning - this file should only be modified with vifs(8)
#
# Failure to do so is unsupported and may be destructive.
#
UUID=E61E6A98-9E6A-32FD-87C9-31AFB09F6218 /Users/ttirtawi/mydata hfs rw,auto
ttirtawi@macmini:~ $

Setelah itu saya tinggal reboot Mac Mininya. Setelah reboot, partisi “Macintosh HD” akan berada pada mountpoint ~/mydata (/Users/ttirtawi/mydata) seperti terlihat pada contoh di bawah ini :

ttirtawi@macmini:~ $ df -h
Filesystem      Size   Used  Avail Capacity   iused    ifree %iused  Mounted on
/dev/disk0s2   118Gi   19Gi  100Gi    16%   4924430 26124376   16%   /
devfs          193Ki  193Ki    0Bi   100%       666        0  100%   /dev
/dev/disk1s2   465Gi  382Gi   84Gi    83% 100108219 21904447   82%   /Users/ttirtawi/mydata
map -hosts       0Bi    0Bi    0Bi   100%         0        0  100%   /net
map auto_home    0Bi    0Bi    0Bi   100%         0        0  100%   /home
ttirtawi@macmini:~ $

Bersih-Bersih Harddisk Lama

Ada beberapa bagian dalam disk1 (“Macintosh HD”) yang sudah tidak saya perlukan, seperti misalnya :

  • Folder sistem OSX
  • Folder Application
  • Recovery partition
  • Partisi bekas BootCamp (dulu saya pernah instal Ubuntu Linux berdampingan dengan Mac OSX)

Saya hanya perlu data-data dalam folder Users/ttirtawi saja. Selebihnya saya bisa hapus semua. Struktur partisi dalam disk1 sekarang seperti berikut ini :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil list /dev/disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            479.8 GB   disk1s2
   3:       Microsoft Basic Data                         8.7 GB     disk1s3
   4:        Bios Boot Partition                         1.0 MB     disk1s4
   5:                 Linux Swap                         691.0 MB   disk1s5
   6:       Microsoft Basic Data                         10.6 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Ada beberapa partisi yang tidak saya perlukan lagi yaitu partisi 3,4,5,6. Kapasitas dari keempat partisi tersebut cukup besar, sayang bila tidak digunakan. Saya ingin gabungkan dengan partisi 2 (“Macintosh HD”). Untuk menghapus partisi 3,4,5,6 saya gunakan perintah seperti berikut ini :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil eraseVolume HFS+ Blank /dev/disk1s3
Started erase on disk1s3
Unmounting disk
Erasing
Initialized /dev/rdisk1s3 as a 8 GB case-insensitive HFS Plus volume
Mounting disk
Finished erase on disk1s3 Blank
ttirtawi@macmini:~ $ 
ttirtawi@macmini:~ $ diskutil eraseVolume HFS+ Blank /dev/disk1s4
Started erase on disk1s4
Unmounting disk
Erasing
Initialized /dev/rdisk1s4 as a 977 KB case-insensitive HFS Plus volume
Mounting disk
Finished erase on disk1s4 Blank
ttirtawi@macmini:~ $ 
ttirtawi@macmini:~ $ diskutil eraseVolume HFS+ Blank /dev/disk1s5
Started erase on disk1s5
Unmounting disk
Erasing
Initialized /dev/rdisk1s5 as a 659 MB case-insensitive HFS Plus volume
Mounting disk
Finished erase on disk1s5 Blank
ttirtawi@macmini:~ $ 
ttirtawi@macmini:~ $ diskutil eraseVolume HFS+ Blank /dev/disk1s6
Started erase on disk1s6
Unmounting disk
Erasing
Initialized /dev/rdisk1s6 as a 10 GB case-insensitive HFS Plus volume
Mounting disk
Finished erase on disk1s6 Blank
ttirtawi@macmini:~ $

Setelah keempat partisi tadi dihapus tampilan struktur partisinya menjadi seperti berikut ini :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil list /dev/disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            479.8 GB   disk1s2
   3:                  Apple_HFS Blank                   8.5 GB     disk1s3
   4:                  Apple_HFS Blank                   1.0 MB     disk1s4
   5:                  Apple_HFS Blank                   691.0 MB   disk1s5
   6:                  Apple_HFS Blank                   10.5 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Berikutnya saya gabungkan satu persatu partisi tersebut dengan partisi nomor 2.

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil mergePartitions HFS+ Macintosh\ HD disk1s2 disk1s3
The chosen disk supports resize; disregarding your new file system type and volume name
Merging partitions into a new partition
     Start partition: disk1s2 Macintosh HD
     Finish partition: disk1s3 Blank
Started partitioning on disk1
Merging partitions
Waiting for the disks to reappear
Growing disk
Finished partitioning on disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            488.4 GB   disk1s2
   3:                  Apple_HFS Blank                   1.0 MB     disk1s4
   4:                  Apple_HFS Blank                   691.0 MB   disk1s5
   5:                  Apple_HFS Blank                   10.5 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Lalu saya lanjutkan dengan menggabungkan partisi 4 ke dalam partisi nomor 2 :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil mergePartitions HFS+ Macintosh\ HD disk1s2 disk1s4
The chosen disk supports resize; disregarding your new file system type and volume name
Merging partitions into a new partition
     Start partition: disk1s2 Macintosh HD
     Finish partition: disk1s4 Blank
Started partitioning on disk1
Merging partitions
Waiting for the disks to reappear
Growing disk
Finished partitioning on disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            488.4 GB   disk1s2
   3:                  Apple_HFS Blank                   691.0 MB   disk1s5
   4:                  Apple_HFS Blank                   10.5 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Lalu saya lanjutkan dengan menggabungkan partisi 5 ke dalam partisi nomor 2 :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil mergePartitions HFS+ Macintosh\ HD disk1s2 disk1s5
The chosen disk supports resize; disregarding your new file system type and volume name
Merging partitions into a new partition
     Start partition: disk1s2 Macintosh HD
     Finish partition: disk1s5 Blank
Started partitioning on disk1
Merging partitions
Waiting for the disks to reappear
Growing disk
Finished partitioning on disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            489.1 GB   disk1s2
   3:                  Apple_HFS Blank                   10.5 GB    disk1s6
ttirtawi@macmini:~ $

Terakhir saya gabungkan partisi 6 ke dalam partisi nomor 2 :

ttirtawi@macmini:~ $ diskutil mergePartitions HFS+ Macintosh\ HD disk1s2 disk1s6
The chosen disk supports resize; disregarding your new file system type and volume name
Merging partitions into a new partition
     Start partition: disk1s2 Macintosh HD
     Finish partition: disk1s6 Blank
Started partitioning on disk1
Merging partitions
Waiting for the disks to reappear
Growing disk
Finished partitioning on disk1
/dev/disk1
   #:                       TYPE NAME                    SIZE       IDENTIFIER
   0:      GUID_partition_scheme                        *500.1 GB   disk1
   1:                        EFI EFI                     209.7 MB   disk1s1
   2:                  Apple_HFS Macintosh HD            499.8 GB   disk1s2
ttirtawi@macmini:~ $

Lumayan ada tambahan 20 GB untuk partisi 2 (“Macintosh HD”). Saya tidak sentuh partisi 0 & 1, takut merusak data-data dalam partisi nomor 2. Proses mergePartition tadi tidak menghapus data yang sudah ada di dalam partisi nomor 2.

Migrasi Home Directory

Setelah selesai melakukan clean install Mac OSX, saya buat user baru untuk saya gunakan sehari-hari. User baru saya ini sekarang memiliki home directory ($HOME) di dalam SSD. Sementara direktori $HOME lama saya sekarang berada di :

/Users/ttirtawi/mydata/Users/ttirtawi

Karena kapasitas SSD baru cuma 128GB, tentu tidak mungkin menyalin semua data lama tersebut. Data lama saya dalam “Macintosh HD” sudah lebih dari 400GB. Saya punya dua pilihan untuk mengatasi masalah ini :

  1. Menggunakan $HOME lama yang ada di dalam “Macintosh HD”. Cara ini yang paling praktis, cukup dengan mengubahnya dari menu “Advance Options” (bisa diakses dari System Preferences ☞ Users & Groups)
    Advance Option User Setting Mac
    Edit HOME User Mac
    Saya tinggal ganti bagian yang diberi tanda panah, dari /Users/ttirtawi menjadi /Users/ttirtawi/mydata/Users/ttirtawi.
  2. Menggunakan lokasi $HOME baru yang ada di SSD (/Users/ttirtawi) & menggunakan soft link untuk mengakses data lama.

Meskipun cara pertama adalah cara yang paling praktis, kelemahannya adalah saya tidak bisa memaksimalkan kecepatan SSD untuk penggunaan sehari-hari. Karena beberapa data yang sering diakses seperti yang ada di Library masih berada di harddisk yang kecepatan aksesnya lambat. Jadi saya memilih untuk menggunakan cara kedua saja.

ttirtawi@macmini:~ $ ln -sf ~/mydata/Users/ttirtawi/Documents Documents
ttirtawi@macmini:~ $ ln -sf ~/mydata/Users/ttirtawi/Downloads Downloads
ttirtawi@macmini:~ $ ln -sf ~/mydata/Users/ttirtawi/Music Music
ttirtawi@macmini:~ $ ln -sf ~/mydata/Users/ttirtawi/Pictures Pictures

Dengan cara di atas saya otomatis mengatur ulang librari iPhoto & iTunes. Librari iPhoto berada dalam folder Pictures. Sementara koleksi musik iTunes ada di folder Music. Jumlah berkas foto & musik saya cukup banyak, jadi biarlah iPhoto & iTunes tetap lambat karena harus mengakses data dari harddisk lama. Begitu iPhoto & iTunes dibuka, keduanya langsung menampilkan data-data lama saya. Tidak perlu ada setting tambahan lainnya.

Khusus untuk aplikasi Mail saya tidak menggunakan cara tadi. Mailbox saya tidak terlalu besar jadi bisa dipindah semua ke dalam SSD. Pekerjaan saya tergantung sekali dengan email, jadi saya putuskan untuk menaruh mailbox ke dalam SSD saja. Baik mailbox, account setting, Preferences, semuanya ada di dalam folder Library. Jadi saya cukup pindahkan semua data Mail ke Library yang baru :

ttirtawi@macmini:~ $ cd ~/Library
ttirtawi@macmini:~ $ mv ~/mydata/Users/ttirtawi/Library/Mail/* .

Must Have Application

Karena saya melakukan instal ulang, mau tidak mau saya harus menginstal lagi semua aplikasi satu per satu. Beberapa aplikasi Mac saya ambil & beli dari App Store. Aplikasi yang saya dapat dari Mac App Store mudah untuk didapatkan kembali. Cukup buka App Store lalu klik menu Purchases. Lalu saya tinggal klik satu persatu untuk menginstalnya kembali.

Sementara aplikasi yang lain saya ambil langsung dari Internet & backup data di harddisk eksternal. Dengan clean install ini saya jadi punya waktu untuk bersih-bersih aplikasi. Saya hanya instal aplikasi yang benar-benar saya perlukan saja :

  • Adium
  • Adobe Flash Plugin
  • AppCleaner : melakukan uninstall suatu aplikasi di Mac sangat mudah, cukup memindahkan aplikasi yang ingin dibuang dari direktori /Application ke Trash. AppCleaner mempermudah saya melakukan uninstall karena AppClenaner membuang juga data-data sampah yang berhubungan dengan aplikasi.
  • Byword : aplikasi yang saya pakai untuk menulis artikel ini, Byword adalah text editor yang mendukung format Markdown.
  • Dropbox
  • Evernote
  • Filezilla : meskipun saya lebih suka menggunakan secure copy (scp) dari Terminal, kadang saya perlu juga aplikasi Filezilla untuk melakukan transfer data ke remote server.
  • Jave Runtime Environment : pernah saya tulis di sini alasan saya perlu JRE.
  • KeePassX : aplikasi penting untuk menyimpan password, pernah saya tulis di sini.
  • Microsoft Office 2011
  • Mozilla Firefox
  • OmniGraffle Professional : aplikasi untuk membuat diagram seperti Microsoft Visio.
  • Skitch : aplikasi untuk mengambil screenshot, saya suka aplikasi ini karena terintegrasi dengan Evernote
  • Skype
  • Teamviewer : ini aplikasi yang saya pakai bila ingin mengakses komputer orang yang punya masalah dengan komputernya. Ini pernah saya tulis juga di sini.
  • TextWrangler : ini adalah editor teks favorit di Mac
  • The Unarchiver : aplikasi untuk menangani kompresi file (*.zip, *.rar, *tar.gz, dsb)
  • Thunderbird Mail (saya masih punya kumpulan email lama yang tidak dimigrasi ke Mail App)
  • Transmission : aplikasi untuk mengunduh torrent file.
  • Twitter / Tweetdeck
  • VLC Media Player
  • Virtualbox : aplikasi penting untuk menjalankan virtual machine, saya tetap butuh Linux & Windows jadi saya memasangnya pada virtual machine.
  • Wireshark : perlu untuk membaca file hasil snoop network, saya perlu ini untuk urusan pekerjaan.
  • iPhoto
  • iSyncr
  • iWork (Pages, Number, Keynote)

Membandingkan Kecepatan SSD & Harddisk

Beberapa sumber di Internet merekomendasikan aplikasi Blackmagic Disk Speed Test untuk mengukur kecepatan baca/tulis data harddisk. Saat Mac Mini masih menggunakan harddisk 500GB sebagai boot disk, kecepatannya terukur seperti berikut ini :

Kecepatan baca/tulis harddisk konvensional

Setelah saya sukses memasangkan SSD Samsung 840 Pro & menggunakannya sebagai media boot, saya ukur lagi kecepatan baca tulisnya. Hasilnya seperti berikut ini :

Kecepatan baca/tulis SSD

Saya puas sekali dengan peningkatan kecepatan ini. Mac Mini saya tidak lagi terasa lambat, proses booting sangat cepat, membuka aplikasi tidak lagi ada jeda yang menjengkelkan.

Pasang SSD Mac Mini (part 4)

Instal Ulang Mac OSX Mavericks

Setelah sukses memasangkan SSD ke dalam Mac Mini, saya melanjutkan dengan instal ulang Mac OSX. Instal ulang ini akan dilakukan pada SSD yang baru. Selama proses instalasi ini semua data saya (termasuk home directory) masih tersimpan dalam harddisk 2.5″ . Setelah instalasi selesai, barulah saya akan melakukan migrasi data-data lama saya.

Saya gunakan USB bootable media yang sudah disiapkan sebelumnya. Supaya bisa memilih USB sebagai media boot, saya harus menekan tombol Option (Alt) saat Mac Mini dihidupkan. Di sini saya sempat mengalami kesulitan, beberapa kali percobaan Mac tidak kunjung masuk ke menu untuk memilih USB. Mac malah masuk kembali ke halaman login OSX. Saya baru ingat kalau tombol Option (Alt) saya sudah tidak berada pada posisi aslinya. Aslinya tombol Option (Alt) berada tepat di sebelah kiri tombol Command (sebelah kiri). Saya pernah tulis cerita tentang menukar posisi tombol Alt dan tombol Control pada tulisan sebelumnya. Saya baru ingat kalau modifikasi tombol itu hanya berlaku di dalam OS. Selama proses booting, susunan tombol keyboard balik lagi ke settingan awal keyboard Apple.

Posisi Awal Tombol Alt/Option Apple

Jadi yang saya tekan selama proses booting adalah tombol Control seperti terlihat pada foto di atas. Barulah Mac bisa masuk ke menu boot seperti pada tampilan berikut ini :

Pilihan Media Boot

Dari situ saya tinggal mengarahkan kursor ke USB yang ditandai dengan nama “Install OS X Mavericks” & menekan tombol Enter. Mac akan meminta saya untuk segera mengaktifkan wireless mouse. Tidak masalah, Apple Wireless mouse langsung terdeteksi dengan baik & bisa segera digunakan.

Mac OSX Mouse Setup

Tampilan pertama yang muncul pada mode instalasi ini adalah menu “OS X Utilities” seperti ini :

Menu Awal Instalasi

Saya disodori beberapa pilihan mulai dari menu restore dari Time Machine, menu instal ulang, menu “Disk Utility”, dan menu untuk mendapat bantuan online. Sebelum mulai proses instalasi, saya perlu menyiapkan partisi SSDnya terlebih dulu. Oleh karena itu saya klik saja menu “Disk Utility”.

Mac OSX 10.9.1 ini mendukung penggunaan Fusion Drive. Fusion Drive adalah teknologi yang menggabungkan NAND flash storage + harddisk konvesional dalam 1 kemasan. Elemen flash storage tersebut ditujukan sebagai media tempat OS berada. Dengan meletakkan sistem operasi di dalam flash storage begitu diharapkan performance OSX menjadi lebih cepat. OSX akan menentukan secara otomatis di mana data akan disimpan. Nah installer Mac OSX ini mendeteksi adanya SSD (yang berbentuk flash storage), sehingga dia bersiap-siap menjadikan SSD baru saya sebagai bagian dari Fusion Drive.

Saya tidak ingin menjadikan kombinasi SSD & harddisk yang ada di Mac Mini sebagai Fusion Drive. Saya ingin punya kontrol sendiri untuk urusan penempatan data dan sistem operasi. Dengan Fusion Drive saya tidak bisa tahu di mana persisnya data saya akan di simpan, apakah di SSD atau di harddisk? Saat pertama kali membuka Disk Utility, Mac OSX akan memperingatkan saya tentang Fusion Drive tadi. Saya pilih untuk mengabaikan tawaran tadi dengan mengklik pilihan “Ignore”.

Destroy Fusion Drive

Selanjutnya saya perlu membuat partisi baru di dalam SSD. Caranya tinggal pilih SSD di kolom sebelah kiri, lalu klik menu Erase seperti pada foto di bawah ini.

Saya beri nama partisi SSD ini dengan nama “MacOSX”. Partisinya saya format dengan tipe filesystem “Mac OS Extended (Journaled)”. Saat saya mengklik tombol Erase, Mac akan menampilkan peringatan seperti berikut ini :

Peringatan ini maksudnya supaya pengguna memeriksa kembali apa yang akan diformat. Jaga-jaga jangan sampai salah pilih storage yang akan diformat. Setelah proses format selesai, saya tutup aplikasi Disk Utility. Mac akan menampilkan kembali menu “OS X Utilities”.

Menu Awal Instalasi

Sekarang barulah saya bisa memilih menu “Install OS X”. Saat diklik, Mac akan memunculkan tampilan seperti berikut ini :

Tampilan Awal Menu Instalasi Mac OSX 10.9.1

Pilihannya cukup jelas, tinggal klik Continue saja. Yang berikutnya tampil adalah menu software license agreement seperti yang terlihat pada 2 foto berikut ini :

Halaman Software License Agreement
Halaman Software License Agreement 2

Berikutnya adalah langkah yang penting, memilih storage tempat OSX akan diinstal. Di sini saya memilih storage dengan nama “MacOSX”. Ini adalah SSD yang sudah saya format tadi.

Pilihan Disk Untuk Menyimpan Mac OSX

Setelah saya mengklik tombol Install, proses instalasi segera berjalan otomatis.

Proses Instalasi Tahap 1

Tahapan ini berlangsung cukup cepat, Mac akan restart secara otomatis. Mulanya saya pikir proses instalasi sudah selesai sedemikian cepat. Ternyata setelah Mac aktif kembali, tahapan instalasi masih berjalan lagi.

Proses Instalasi Tahap 2

Perlu waktu sekitar 35–40 menit sampai proses instalasi selesai. Beberapa langkah yang akan muncul setelah proses instalasi antara lain adalah :

  • Pengaturan lokasi

    Pengaturan Lokasi

  • Pengaturan tipe keyboard

    Pengaturan Keyboard

  • Bila ada jaringan WiFi yang tersedia, Mac akan menawarkan pilihan pada kita untuk menyambungkan Mac dengan jaringan WiFi tersebut.

    Pengaturan WiFi

  • Mac juga menawarkan menu bantuan migrasi data dari komputer Mac lainnya. Meskipun saya punya data-data lama di harddisk satunya, saya pilih untuk mengabaikan pilihan ini. Proses migrasi data akan saya lakukan manual nanti.

    Pilihan Migrasi Data

  • Ada pilihan untuk mengatur akun iCloud juga. Untuk menggunakan layanan iCloud saya perlu memasukkan Apple ID & password-nya.

    Setup iCloud

  • Mac akan meminta kita untuk menyetujui Term & Condition seperti yang tampak pada 2 foto berikut ini :

    Term & Condition
    Term & Condition 2

  • Pada langkah selanjutnya kita bisa membuat user account baru untuk Mac OSX yang baru diinstal ini. Saya memilih untuk membuat user sementara dengan nama “Administrator”.

    Membuat User Account Baru

  • Kita akan diberi pilihan untuk mengintegrasikan KeyChain (aplikasi penyimpan password) dengan iCloud. Saya memilih untuk mengabaikan pilihan ini (dengan memilih “Set up later”).

    Pilihan Pengaturan iCloud KeyChain

  • Pada menu terakhir, kita bisa melakukan registrasi mesin. Saya memilih untuk segera meregistrasikan kembali Mac Mini ini. Saya cukup memasukkan Apple ID saya untuk melakukan proses registrasi.

    Pilihan Registrasi Mac

  • Mac akan segera melakukan finishing & menyiapkan desktop :

    Finishing

Setelah reboot Mac Mini saya segera menggunakan SSD sebagai media boot-nya. Terasa sekali peningkatan kecepatan booting-nya. Perlu waktu sekitar dari 25 detik saja dari Mac mulai dihidupkan sampai desktop siap digunakan.

Pasang SSD Mac Mini (part 3)

Bongkar Pasang Mac Mini

Jumat minggu lalu saya akhirnya punya waktu untuk memasang SSD ke dalam Mac Mini. Agak deg-degan juga saya membongkar Mac Mini ini. Saya kuatir merusak komponen yang ukurannya kecil, kuatir pula SSD Samsungnya tidak bisa dikenali oleh Mac OSX. Selain itu saya deg-degan bila proses ini malah menghilangkan data-data yang ada dalam harddisk 2.5″-nya. Saya mantapkan hati saja dengan mensugesti diri sendiri. Kalau dulu di kantor sebelumnya pekerjaan saya bongkar pasang server sebesar lemari, apalah susahnya membongkar komputer kecil seperti ini 🙂 .

Postingan ini bukan merupakan tutorial cara pasang SSD. Ini hanya catatan pengalaman saya saja. Saya sendiri mengikuti instruksi cara bongkar pasang Mac Mini dari video disediakan oleh OWC di link berikut ini :

Semua komponen Mac Mini dapat diakses setelah tutup di bagian bawahnya dilepas. Tutup ini sangat mudah untuk dilepas. Tinggal diputar berlawanan arah jarum jam. Begitu tutupnya dibuka kita bisa melihat modul memory, kipas, dan antena WiFi. Mac Mini memiliki 2 keping memori. Dulu saya pernah ganti salah satu memorinya dengan dengan 1 keping memori 8GB.

Beberapa komponen yang perlu dilepas bisa dilihat pada foto di atas. Pertama saya harus melepas memorinya terlebih dulu. Setelah memori saya perlu melepas kipas. Kipas ini terhubung dengan system board dengan konektor yang ukurannya kecil sekali. Perlu bantuan pengungkit plastik (yang disertakan dalam paket Data Doubler) untuk melepas konektor kipas itu. Setelah kipas dilepas barulah saya bisa melepaskan antena WiFi. Kabel penghubung antena WiFi juga sangat kecil ukurannya. Harddisk 2.5″ bawaan Mac Mini berada tepat dibalik antena WiFi.

Sebelum melepaskan system board, saya perlu melepas konektor harddisk & konektor sensor IR. Sensor IR ini lebih sulit dilepas daripada konektor SATA harddisk. Singkatnya saya berhasil juga melepas system board. Sesuai dengan namanya yang Mini, system board-nya berukuran cukup kecil sehingga bisa dipegang dengan satu tangan saja.

System Board Mac Mini

Setelah system board-nya dikeluarkan begini wujud kosong casing Mac Mini.

Casing Mac Mini Tanpa System Board

Dari situ tinggal power supply yang perlu dilepas. Power supply Mac Mini ini ukurannya benar-benar mini. Boleh dibilang ukurannya lebih kecil & ringan dari kebanyakan charger notebook.

Power Supply Mac Mini

Setelah semua dilepas saya baru bisa memasangkan SSD Samsung 840 Pro ini ke tempatnya. SSD ini akan menempati slot atas (upper bay) yang tadinya kosong. Harddisk 2.5″ bawaan Mac Mini akan berada pada posisi semua pada slot bawah (lower bay).



Bila dilihat dari bagian bawah Mac Mini seperti foto di atas, maka SSD akan berada di bawah sementara harddisk 2.5″-nya akan ditumpuk di atasnya.

Saya menghabiskan waktu total sekitar 2.5 jam mulai dari membongkar sampai Mac Mini bisa dihidupkan kembali. Melepas semua komponen Mac Mini adalah pekerjaan yang cukup menantang (jika tidak ingin disebut “sulit”). Tapi memasangkan semua komponen ke posisi semua adalah pekerjaan yang jauh lebih sulit. Beberapa tahap yang menurut saya paling sulit antara lain adalah :

  • Melepas & menyambungkan kembali kabel power supply dengan system board.
  • Memasangkan power supply kembali pada posisi semula.
  • Melepas & menyambungkan kembali kabel IR.
  • Menghubungkan kembali kabel antena WiFi.
  • Melepas system board dari casing. Meski sudah ada tool untuk melepasnya, system board ini cukup keras terpasang. Perlu sedikit tenaga ekstra untuk menariknya keluar. Mungkin karena takut-takut jadi terasa agak sulit.

Pengalaman membongkar Mac Mini ini membuat saya makin kagum dengan produk Apple. Bagaimana bisa mereka mengemas sebuah komputer desktop dalam kemasan yang kecil & ringkas tapi tetap indah bentuknya. Saya kagum mengamati struktur bagian dalam Mac Mini, semuanya tersusun rapih sampai ke komponen terkecilnya. Ini membuktikan kebenaran pernyataan Steve Jobs almarhum :

“When you’re a carpenter making a beautiful chest of drawers, you’re not going to use a piece of plywood on the back, even though it faces the wall and nobody will ever see it. You’ll know it’s there, so you’re going to use a beautiful piece of wood in the back. For you to sleep well at night, the aesthetic, the quality, has to be carried all the way through.”

Saya salin quote tadi dari Goodreads.com. Terjemahan gampangnya versi saya : Apple memperhatikan keindahan & ketelitian struktur sampai ke bagian dalam yang jarang dilihat orang.

Setelah semua komponen terpasang, saya masih deg-degan saat pertama kali menghidupkannya kembali. Untungnya Mac Mini ini bisa di-boot dengan lancar. Mac OSX langsung muncul & otomatis mengenali adanya tambahan storage baru. Saya segera cek semua komponen seperti Bluetooth, WiFi, Ethernet, bersyukur semuanya bisa berjalan normal seperti semula. Selanjutnya saya tinggal menginstal ulang Mac OSX Mavericks ke dalam SSD. Seperti rencana semula, SSD akan saya jadikan sebagai boot media sementara harddisk yang lama akan saya jadikan media penyimpanan data saja.

Pasang SSD Mac Mini (part 2)

Samsung SSD 840 Pro Series

Setelah memiliki Data Doubler saya segera mencari referensi SSD yang cocok. Dari beberapa referensi di Internet, pilihan saya jatuh pada Samsung SSD tipe 840 Pro Series. Tipe ini katanya paling bagus kecepatan baca tulisnya. Sayangnya harganya relatif lebih mahal daripada kompetitor lainnya. Harganya hanya kalah oleh Intel SSD yang sementara ini paling mahal di pasaran.


Saya memutuskan untuk membeli SSD yang berukuran 128GB saja, kapasitas paling kecil tipe 840 Pro. Selain kapasitas yang paling kecil, SSD Samsung 840 Pro 128GB adalah yang paling murah di kelasnya. Di Bhinneka.com, SSD Samsung 840 Pro kapasitas 128GB dijual seharga Rp 2.117.500, -. Samsung punya varian lain yang lebih murah, yaitu tipe 840 & 840 Evo (berurut dari yang paling murah). Sampai hari ini harga SSD masih jauh lebih mahal beberapa kali lipat bila dibandingkan dengan harddisk konvensional. Untuk harga yang sama, saya bisa dapat harddisk biasa (ukuran 2.5″) dengan kapasitas 2 TeraByte, bayangkan….16x lipat kapasitasnya.

Memang terlalu kecil rasanya menggunakan media penyimpanan dengan kapasitas 128GB. Saya pun sudah merasakan repotnya memiliki komputer dengan media penyimpanan sebesar 128GB. MacBook Air saya cuma memiliki kapasitas SSD 128GB. Tidak mungkin menyimpan koleksi foto, musik, atau video di dalam SSD tadi. Lalu mengapa saya malah memilih SSD berukuran 128GB juga untuk Mac Mini? Saya memang berencana tidak akan menyimpan data-data di dalam SSD. Rencananya saya hanya akan menggunakan SSD untuk menyimpan OS & aplikasi-aplikasinya. Data yang lain akan saya simpan pada harddisk 500GB bawaan Mac Mini. Dengan kata lain, SSD akan menjadi “boot disk” sementara harddisk bawaan Mac Mini menjadi “data disk”.

SSD Samsung 840 Pro ini ukurannya mirip dengan harddisk 2.5“. Bedanya SSD ini terasa lebih ringan. Konektor SATAnya sudah mendukung SATA III yang katanya bisa mengalirkan data sampai kecepatan 6Gb/s. Kebetulan Mac Mini sudah memiliki port SATA III juga. Sama halnya seperti harddisk 2.5”, SSD ini dilengkapi dengan 8 buah lubang sekrup. Empat di bagian belakang, empat lainnya berada di sisi-sisi tertipisnya.


Mungkin tidak lama lagi SSD akan tersedia di pasaran dengan harga yang lebih terjangkau & dengan kapasitas yang lebih besar. Bukan suatu hal yang mustahil rasanya. Lihat saja perkembangan media penyimpanan USB flash disk. Sekarang flash disk ukuran 8GB sudah bisa didapat dengan harga puluhan ribu rupiah. Saya masih ingat betul sekitar tahun 2005 (saat masih kuliah) saya membeli flash disk pertama kalinya, merek Apacer dengan kapasitas 128MB (masih ukuran Megabyte) dengan harga Rp160.000,-. Dengan harga yang sama sekarang saya bisa mendapat flash disk ukuran 16GB. Oh ya kemarin Bhinneka memberi bonus USB flash disk 8GB juga 🙂 .