Tentang Angkat Telepon

Beberapa hari lalu, saya sempet menerima komplain dari rekan saya Thomas Karwig di Jerman. Thomas komplain karena saat saya menerima telepon darinya, saya hanya menjawab “Hallo”. Menurut Thomas itu membingungkan, tolong sebut nama saat menerima panggilan telepon. Halah, awalnya saya iya-iya saja karena saya tahu Thomas orang yang suka komplain (campur sedikit marah-marah).

Rupanya memang bule punya budaya yang agak sedikit berbeda dengan budaya di Indonesia soal tata cara mengangkat panggilan telepon. Pantas selama ini kalau saya menelepon para engineer di Jerman/USA, mereka selalu menyebutkan nama mereka sendiri. Entah hanya dengan nama “Thomas Karwig” misalnya atau dengan embel-embel “Thomas speaking”. Nah ini juga jadi topik diskusi saya di kantor, mengapa orang Jerman kadang menyebutkan nama saat mengangkat telepon tapi dengan menyebut nama keluarga saja? Apa mereka lebih senang disebut dengan nama keluarganya…ah itu saya bahas lain kali saja kalau sudah cari info dari rekan-rekan saya di Jerman.ย  Tapi kalau saya pikir-pikir, ada benarnya juga apa yang disampaikan Thomas. Dengan kita menyebutkan nama saat menerima telepon, si penelepon langsung tahu benar-tidaknya nomor telepon orang yang dituju.

Saya pikir-pikir juga di Indonesia, rata-rata orang tidak menggunakan cara yang sama dalam berkomunikasi di telepon. Memang beberapa orang di kantor saya yang dulu ada yang mengangkat telepon yang berbunyi sambil menyebutkan nama sendiri. Tapi hampir rata-rata orang Indonesia mengangkat telepon dengan cukup menyebutkan “Hallo”. Kecuali mungkin para petugas khusus angkat telepon di kantor-kantor, restoran, hotel, dll. Contohnya “Fujitsu siang” (gayanya Poppy banget di kantor saya :-p ) atau yang lebih formal seperti “PT ABC siang, dengan Ani bisa dibantu?” =)) atau gaya angkat telepon para customer service “Bluebird selamat pagi dengan Esti bisa dibantu?” (waduh tadi udah inget mau tulis apa, sekarang lupa…ntar saya update setelah call ke CSย  ). Eh orang Jepang juga ada yang mirip dengan bule kalau mengangkat telepon, pake acara menyebut nama….“Moshi moshi, Sato des” (itu yang sering saya dengar kalau Sato-san menerima telepon).

Saya sih biasanya malah sebaliknya, kalau nomor handphone orang yang menelepon saya ternyata sudah ada di phonebook saya akan langsung menyapa dia dengan namanya. Lah repotnya kalau orang yang sudah saya kenal menelepon lewat nomor telepon kantor, bukan nomor pribadinya. Entah saya yang terlalu katrok atau memang budaya kita memang berbeda dengan orang Jerman/USA/Jepang. Mulai sekarang, kalau handphone saya bunyi dan nomor yang muncul bukan dari Indonesia saya angkat telepon dan menjawab : “Hello, Tedy speaking ๐Ÿ™‚ ” (pake nyengir beneran) Katanya sih ekspresi wajah kita saat menerima panggilan telepon akan memberi warna sendiri pada nada suara yang didengar lawan bicara kita. Loh kok malah ngomongin ini? Tapi beneran tuh, sangat disarankan Anda tersenyum saat menerima telepon…supaya lawan bicara Anda di ujung telepon merasakan keramahan Anda juga. Ok kembali ke topik utama, jadi bagaimana gaya Anda kalau menerima telepon?

Terus apa hubungannya dengan gambar Nokia butut saya di atas? Ya gak ada, cuma ilustrasi doank =))

7 thoughts on “Tentang Angkat Telepon

  1. nice story..
    ada dosen saya juga yang meng-Indonesiakan budaya itu
    kalo angkat telpon dari siapa pun pasti bilang “Hallo, Gunawan berbicara”
    agak aneh juga c jadinya…
    telpon sambil nyengir??bisa dicoba tuh :p

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.