Mengubah Huruf Besar/Kecil Pada VI

Ini adalah catatan singkat saya tentang cara mengubah huruf besar/huruf kecil dengan menggunakan teks editor vi. Misalnya saya punya teks tampilan di gambar di bawah ini. Semua teksnya menggunakan huruf besar :

Untuk mengubah semua teks dalam sebuah dokumen menjadi huruf kecil, saya bisa menggunakan perintah :

:%s/.*/\L&/

\L berarti lower case (huruf kecil). Dengan perintah tersebut, vi akan segera mengubah semua teks menjadi huruf kecil seperti tampak pada gambar di bawah ini :

Sebaliknya bila saya ingin mengubah semua teks menjadi huruf besar, maka saya bisa gunakan perintah :

:%s/.*/\U&/

\U berarti upper case (huruf kecil). Dengan perintah tersebut, vi akan segera mengubah semua teks menjadi huruf besar seperti tampak pada gambar di bawah ini :

Dua perintah tadi bisa digunakan pada vi maupun vim (versi yang lebih canggih dari vi).

SSH Reverse Proxy

VirtualBox menyediakan beberapa tipe network adapter yang bisa dipakai oleh setiap Virtual Machinenya. Salah satu jenis network adapter yang tersedia adalah NAT. Secara default, VM yang menggunakan NAT network adapter dan VM akan otomatis mendapatkan IP 10.0.2.15 (tentu bila VM diset menggunakan DHCP). Dengan IP NAT ini, VM bisa mengakses jaringan lokal & juga Internet melalui gateway IP 10.0.2.2. Akan tetapi kelemahan sistem NAT ini adalah, Host tidak bisa mengakses VM tersebut secara langsung. Misalnya pada Macbook saya punya VM Linux (hostname = svn). Meskipun VM tersebut memiliki SSH Server, saya tidak bisa mengakses SSH server tersebut dari Terminal-nya Mac.

Salah satu alternatif cara yang bisa saya gunakan untuk mengakses Virtual Machine yang menggunakan NAT Adapter adalah dengan Reverse SSH.

Dari dalam VM saya lakukan SSH ke Host dengan perintah berikut ini :

[oracle@svn ~]$ ssh -R 8080:localhost:22 ttirtawi@10.0.2.2
Password:
Last login: Mon Oct 13 11:49:32 2014 from localhost
ttirtawi@macbookpro:~$ 

Opsi -R 8080:localhost:22 dapat dibaca seperti ini : buatlah sebuah “tunnel” dari port 8080 milik Host (10.0.2.2) ke port 22 milik VM ‘SVN’. Dengan adanya tunnel tersebut setiap kali Host membuka koneksi SSH ke port 8080 miliknya sendiri, request SSH tersebut akan diteruskan ke port 22 milik VM ‘SVN’ tersebut. Pemilihan port 8080 sifatnya bebas, selama port tersebut aktif digunakan oleh Host. Sementara 22 adalah port SSH server milik VM.

Nah dari Host, saya tinggal lakukan SSH ke localhost port 8080 seperti contoh berikut ini :

ttirtawi@macbookpro:~$ ssh -p 8080 oracle@localhost
oracle@localhost's password: 
Last login: Mon Oct 13 03:49:03 2014 from localhost
[oracle@svn ~]$ 
[oracle@svn ~]$ ip a
1: lo: <LOOPBACK,UP,LOWER_UP> mtu 65536 qdisc noqueue state UNKNOWN 
    link/loopback 00:00:00:00:00:00 brd 00:00:00:00:00:00
    inet 127.0.0.1/8 scope host lo
    inet6 ::1/128 scope host 
       valid_lft forever preferred_lft forever
2: eth0: <BROADCAST,MULTICAST,UP,LOWER_UP> mtu 1500 qdisc pfifo_fast state UP qlen 1000
    link/ether 08:00:27:49:df:4e brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
    inet 10.0.2.15/24 brd 10.0.2.255 scope global eth0
    inet6 fe80::a00:27ff:fe49:df4e/64 scope link 
       valid_lft forever preferred_lft forever
[oracle@svn ~]$ 
[oracle@svn ~]$ hostname
svn
[oracle@svn ~]$ 

Otomatis saya akan langsung terhubung ke VM tersebut. Ini tangkapan layar dari langkah-langkah tadi :

Memindahkan Oracle DB File

Salah satu komponen dari Oracle Database adalah “datafile”. Pengertian sederhana dari datafile adalah kumpulan berkas tempat menyimpan semua database object. Contoh database object antara lain adalah tables, indexes, constraints, packages, sequences, dsb. Ada juga yang menyebut datafile sebagai “DB File”. Datafile umumnya menggunakan file extension *.dbf, seperti contoh berikut ini :

[oracle@svn ~]$ ls -tlr /oracle/database/oradata/SVN/*dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall  30416896 Oct 12 02:05 /oracle/database/oradata/SVN/temp01.dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall   5251072 Oct 12 02:06 /oracle/database/oradata/SVN/users01.dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall 104865792 Oct 12 02:06 /oracle/database/oradata/SVN/example01.dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall 713039872 Oct 12 02:07 /oracle/database/oradata/SVN/system01.dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall 104865792 Oct 12 02:07 /oracle/database/oradata/SVN/undotbs01.dbf
-rw-r----- 1 oracle oinstall 524296192 Oct 12 02:07 /oracle/database/oradata/SVN/sysaux01.dbf
[oracle@svn ~]$ 

Meskipun demikian Oracle Database tidak serta merta menulis data ke dalam datafile. Semua datafile tersebut disusun secara logical dalam bentuk tablespace. Sebuah tablespace dapat tersusun dari beberapa datafile sekaligus. Bila tablespace sudah kehabisan ruang kosong, kita bisa menambahkan datafile yang baru untuk memperluas tablespace. Di dalam tablespace inilah semua database object disimpan. Komponen Oracle Database lainnya adalah controlfile. Kalau datafile digunakan untuk menyimpan data, controlfile bertugas menyimpan informasi struktur fisik database. Misalnya database name, lokasi datafile, lokasi dari redolog, dsb.

Selain datafile & controlfile, Oracle Database memiliki komponen penting lainnya yaitu initialization parameters file. Saat pertama kali dihidupkan, Oracle Database akan membaca parameter-parameter yang disimpan oleh initialization parameters file tersebut. Salah satu parameter yang dibaca adalah lokasi tempat controlfile berada. Oracle Database memiliki 2 jenis initialization parameters file : SPFILE atau PFILE. PFILE adalah berkas teks biasa yang bisa dimodifikasi dengan editor teks seperti vi atau Notepad (di Windows). Sementara SPFILE adalah berkas binary yang hanya bisa dimodifikasi oleh Oracle Database melalui perintah SQL. Baik SPFILE maupun PFILE biasanya disimpan dalam direktori $ORACLE_HOME/dbs.

Relasi antara initialization parameters file, datafile, dan controlfile gampangnya seperti ini :

  • Oracle DB membaca SID (System ID) dari environment variable.
  • Oracle DB mencari PFILE/SPFILE yang bersesuaian dengan SID tadi. Biasanya nama berkas PFILE & SPFILE adalah init<SID>.ora atau spfile<SID>.ora (contoh : misalnya SID = ORCL, maka PFILE akan menggunakan nama initORCL.ora).
  • Oracle DB membaca PFILE (atau SPFILE) tersebut untuk mengetahui lokasi controlfile.
  • Oracle DB lalu membaca controlfile untuk mengetahui datafile mana saja yang menyusun database.
  • Barulah Oracle DB bisa mengakses semua datafile dan menyiapkan semua database object.

Berikut ini adalah catatan pribadi saya tentang cara memindahkan datafile & controlfile ke lokasi yang baru :

  1. Pertama saya mencari tahu dulu di mana datafile & controlfile yang digunakan oleh database. Cara paling mudah adalah dengan melihat tabel v$controlfile & v$datafile seperti contoh berikut ini :
    [oracle@svn ~]$ sqlplus / as sysdba
    
    SQL*Plus: Release 11.2.0.1.0 Production on Sun Oct 12 02:08:23 2014
    
    Copyright (c) 1982, 2009, Oracle.  All rights reserved.
    
    
    Connected to:
    Oracle Database 11g Enterprise Edition Release 11.2.0.1.0 - 64bit Production
    With the Partitioning, OLAP, Data Mining and Real Application Testing options
    
    SQL> COLUMN NAME FORMAT A60
    SQL> SELECT NAME FROM V$CONTROLFILE;
    
    NAME
    ------------------------------------------------------------
    /oracle/database/oradata/SVN/control01.ctl
    /oracle/database/flash_recovery_area/SVN/control02.ctl
    
    SQL> SELECT NAME FROM V$DATAFILE;
    
    NAME
    ------------------------------------------------------------
    /oracle/database/oradata/SVN/system01.dbf
    /oracle/database/oradata/SVN/sysaux01.dbf
    /oracle/database/oradata/SVN/undotbs01.dbf
    /oracle/database/oradata/SVN/users01.dbf
    /oracle/database/oradata/SVN/example01.dbf
    
    SQL> 
    

    Dari hasil perintah SQL tersebut saya paham ada beberapa berkas pada 3 direktori yang perlu dipindahkan :

    • /oracle/database/oradata/SVN : berisi controlfile #1.
    • /oracle/database/flash_recovery_area/SVN : berisi controlfile #2.
    • /oracle/database/oradata/SVN/ : berisi datafile.
  2. Untuk memeriksa initialization parameters file yang sedang digunakan oleh Oracle Database saya bisa menggunakan perintah berikut ini :
    SQL> SHOW PARAMETER SPFILE
    
    NAME                     TYPE    VALUE
    ------------------------------------ ----------- ------------------------------
    spfile                   string  /oracle/database/11.2.0/server
                             /dbs/spfileSVN.ora
    SQL> 
    

    Dalam contoh ini database saya menggunakan berkas /oracle/database/11.2.0/server/dbs/spfileSVN.ora sebagai initialization file-nya.

  3. Sebelum mulai memindahkan datafile & controlfile saya siapkan dulu direktori baru untuk menyimpan berkas-berkas tadi. Misalnya saya ingin pindahkan semua datafile dan controlfile ke dalam direktori /oracle/database/oradata_NEW/SVN :
    [oracle@svn ~]$ cd /oracle/database
    [oracle@svn ~]$ mkdir -p oradata_NEW/SVN
    [oracle@svn ~]$ chown -R oracle:oinstall oradata_NEW
    [oracle@svn ~]$ 
    
  4. Berikutnya saya perlu mengatur ulang database untuk memindahkan controlfile. Karena database-nya menggunakan SPFILE, saya perlu memodifikasi berkas SPFILE dengan perintah ALTER SYSTEM seperti berikut ini :
    SQL> ALTER SYSTEM SET CONTROL_FILES='/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control01.ctl','/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control02.ctl' SCOPE=SPFILE;
    
    System altered.
    
    SQL> 
    

    Hal tersebut berbeda bila database menggunakan PFILE. Bila database menggunakan PFILE & kita mencoba mengubah lokasi controlfile dengan perintah di atas akan muncul error seperti ini :

    SQL> ALTER SYSTEM SET CONTROL_FILES='/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control01.ctl','/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control02.ctl';
    ALTER SYSTEM SET CONTROL_FILES='/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control01.ctl','/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control02.ctl'
                     *
    ERROR at line 1:
    ORA-02095: specified initialization parameter cannot be modified
    
    
    SQL> 
    

    Bila database kita menggunakan PFILE, maka cukup edit berkas init.ora untuk memodifikasi parameter control_files seperti contoh berikut ini :

    [oracle@svn dbs]$ grep -i control initSVN.ora
    *.control_files='/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control01.ctl','/oracle/database/oradata_NEW/SVN/control02.ctl'
    [oracle@svn dbs]$ 
    
  5. Setelah itu saya perlu mematikan database terlebih dulu :
    SQL> SHUTDOWN IMMEDIATE;
    Database closed.
    Database dismounted.
    ORACLE instance shut down.
    SQL> 
    
  6. Pada tahap ini saya bisa memindahkan semua berkas datafile & controlfile :
    [oracle@svn ~]$ mv /oracle/database/oradata/SVN/control01.ctl /oracle/database/oradata_NEW/SVN/
    [oracle@svn ~]$ mv /oracle/database/flash_recovery_area/SVN/control02.ctl /oracle/database/oradata_NEW/SVN/
    [oracle@svn ~]$ mv /oracle/database/oradata/SVN/*dbf  /oracle/database/oradata_NEW/SVN/
    [oracle@svn ~]$     
    
  7. Setelah semua berkas sukses dipindahkan, berikutnya saya bisa menyalakan kembali database. Pada tahap ini saya harus menyalakan database dengan mode mount saja.
    [oracle@svn ~]$ sqlplus / as sysdba
    
    SQL*Plus: Release 11.2.0.1.0 Production on Sun Oct 12 02:19:03 2014
    
    Copyright (c) 1982, 2009, Oracle.  All rights reserved.
    
    Connected to an idle instance.
    
    SQL> STARTUP MOUNT;
    ORACLE instance started.
    
    Total System Global Area 1653518336 bytes
    Fixed Size          2213896 bytes
    Variable Size         973080568 bytes
    Database Buffers      671088640 bytes
    Redo Buffers            7135232 bytes
    Database mounted.
    SQL> 
    
  8. Setelah database sudah dalam status mounted, sekarang saya perlu mengatur ulang database untuk mengganti nama setiap datafile dengan perintah “ALTER DATABASE RENAME FILE” seperti contoh berikut ini :
    SQL> ALTER DATABASE RENAME FILE '/oracle/database/oradata/SVN/system01.dbf' TO '/oracle/database/oradata_NEW/SVN/system01.dbf';
    
    Database altered.
    
    SQL> ALTER DATABASE RENAME FILE '/oracle/database/oradata/SVN/sysaux01.dbf' TO '/oracle/database/oradata_NEW/SVN/sysaux01.dbf';
    
    Database altered.
    
    SQL> ALTER DATABASE RENAME FILE '/oracle/database/oradata/SVN/undotbs01.dbf' TO '/oracle/database/oradata_NEW/SVN/undotbs01.dbf';
    
    Database altered.
    
    SQL> ALTER DATABASE RENAME FILE '/oracle/database/oradata/SVN/users01.dbf' TO '/oracle/database/oradata_NEW/SVN/users01.dbf';
    
    Database altered.
    
    SQL> ALTER DATABASE RENAME FILE '/oracle/database/oradata/SVN/example01.dbf' TO '/oracle/database/oradata_NEW/SVN/example01.dbf';
    
    Database altered.
    
    SQL> 
    

    Untuk memastikan semua controlfile & datafile pada lokasi yang baru, saya bisa memeriksanya dengan perintah berikut ini :

    SQL> SELECT NAME FROM V$CONTROLFILE;
    
    NAME
    --------------------------------------------------------------------------------
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/control01.ctl
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/control02.ctl
    
    SQL> SELECT NAME FROM V$DATAFILE;
    
    NAME
    --------------------------------------------------------------------------------
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/system01.dbf
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/sysaux01.dbf
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/undotbs01.dbf
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/users01.dbf
    /oracle/database/oradata_NEW/SVN/example01.dbf
    
    SQL> 
    
  9. Setelah itu barulah kita bisa mengganti mode database ke mode open (mode open maksudnya semua isi datafile bisa diakses kembali oleh user). Untuk memindahkan mode database dari mode mount ke open saya gunakan perintah berikut ini ;
    SQL> ALTER DATABASE OPEN;
    
    Database altered.
    
    SQL> 
    

Begitu kira-kira langkah yang saya gunakan untuk memindahkan datafile dan controlfile Oracle Database. Saya menggunakan Oracle Database 11g (Enterprise Edition Release 11.2.0.1.0) untuk membuat contoh langkah-langkah di atas. Oracle Database tersebut terpasang pada Oracle Linux 6.5. Semoga bermanfaat.

Mengganti Ethernet Instance Number – RHEL 6

Di Linux, network interface card (NIC) Ethernet dikenali dengan simbol eth. Masing-masing interface punya nomor yang unik. Misalnya bila cuma ada 1 interface maka namanya adalah eth0. Bila ada 2, maka kita bisa lihat akan ada 2 interface : eth0 dan eth1. Penomoran ini diatur udev (Dynamic Device Management). Saat proses booting, udev akan mencocokan data perangkat yang aktif dengan aturan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya untuk NIC, udev menyimpan aturan (rule) penomoran NIC dalam berkas /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules seperti contoh berikut ini.

root@rhel6:~# cat /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules
# This file was automatically generated by the /lib/udev/write_net_rules
# program, run by the persistent-net-generator.rules rules file.
#
# You can modify it, as long as you keep each rule on a single
# line, and change only the value of the NAME= key.


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)
SUBSYSTEM=="net", ACTION=="add", DRIVERS=="?*", ATTR{address}=="08:00:27:d9:19:33", ATTR{type}=="1", KERNEL=="eth*", NAME="eth0"


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)
SUBSYSTEM=="net", ACTION=="add", DRIVERS=="?*", ATTR{address}=="08:00:27:14:05:a7", ATTR{type}=="1", KERNEL=="eth*", NAME="eth1"
root@rhel6:~# 

Pada contoh di atas ada 2 NIC yang terdaftar. Ethernet dengan MAC address “08:00:27:d9:19:33” akan selalu diberi nama eth0 sedangkan NIC dengan MAC Address “08:00:27:14:05:a7” akan diberi nama eth1. Misalnya ada penambahan NIC baru pada komputer, udev akan otomatis menambahkan 1 nomor sehingga NIC tersebut akan dikenali sebagai eth2.

Selain rule untuk perangkat jaringan di atas, udev juga memiliki beberapa berkas lain seperti misalnya :

[root@dummyuim rules.d]# ll
total 36
-rw-r--r--. 1 root root 1652 Nov 20  2010 60-fprint-autosuspend.rules
-rw-r--r--. 1 root root  153 Oct 10  2013 60-ipath.rules
-rw-r--r--. 1 root root 1060 Jul 25  2010 60-pcmcia.rules
-rw-r--r--. 1 root root  316 Oct 12  2013 60-raw.rules
-rw-r--r--. 1 root root  530 Oct  1 22:43 70-persistent-cd.rules
-rw-r--r--. 1 root root  585 Oct  2 07:50 70-persistent-net.rules
-rw-r--r--. 1 root root  320 Dec 20  2012 90-alsa.rules
-rw-r--r--. 1 root root   83 May 21  2011 90-hal.rules
-rw-r--r--. 1 root root  292 Nov 18  2013 98-kexec.rules
[root@dummyuim rules.d]# 

Proses udev akan melakukan scanning pada semua perangkat yang terdeteksi oleh kernel Linux saat proses booting berlangsung. Tidak cuma mengatur penomoran masing-masing perangkat, udev juga bertanggung jawab untuk menjalankan program yang diperlukan untuk mengaktifkan perangkat. Misalnya dengan udev kita bisa menentukan driver module mana yang diperlukan oleh sebuah perangkat (udev akan memanggil program modprobe untuk mengaktifkan driver tersebut).

Kembali ke soal penamaan network interface tadi, biasanya penomoran Ethernet akan relatif statis tidak pernah berubah-ubah. Penomoran Ethernet akan berubah pada kasus tertentu saja; misalnya ada penggantian NIC yang rusak. Tentu hal semacam itu relatif jarang terjadi. Berbeda halnya saat saya menggunakan VirtualBox, saya bisa dengan mudah menggonta-ganti NIC & MAC Address-nya dengan mudah. Gambar berikut adalah contoh cara mengganti MAC Address pada sebuah virtual machine (VirtualBox akan otomatis menghasilkan MAC Address baru):

Misalnya VM RedHat Linux saya awalnya memiliki 1 buah NIC dengan MAC Address “08:00:27:d9:19:33”. NIC tersebut dikenali oleh Linux sebagai eth0. Lalu saya sengaja mengganti MAC Address-nya “08:00:27:14:05:a7”. Karena pada contoh ini saya menggunakan Network Manager & DHCP, Network Manager akan otomatis mengaktifkan NIC tersebut. Akibatnya saya mendapati NIC saya berubah menjadi eth1 seperti contoh berikut ini :

root@rhel6:ttirtawi# ip addr
1: lo: <LOOPBACK,UP,LOWER_UP> mtu 16436 qdisc noqueue state UNKNOWN
    link/loopback 00:00:00:00:00:00 brd 00:00:00:00:00:00
    inet 127.0.0.1/8 scope host lo
    inet6 ::1/128 scope host
       valid_lft forever preferred_lft forever
2: eth1: <BROADCAST,MULTICAST,UP,LOWER_UP> mtu 1500 qdisc pfifo_fast state UP qlen 1000
    link/ether 08:00:27:14:05:a7 brd ff:ff:ff:ff:ff:ff
    inet 192.168.56.2/24 brd 192.168.56.255 scope global eth1
    inet6 fe80::a00:27ff:fe14:5a7/64 scope link
       valid_lft forever preferred_lft forever
root@rhel6:ttirtawi# 

Bila saya cek udev rule saya mendapati 2 baris yang mengatur Ethernet seperti ini :

root@rhel6:~# cat /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules
# This file was automatically generated by the /lib/udev/write_net_rules
# program, run by the persistent-net-generator.rules rules file.
#
# You can modify it, as long as you keep each rule on a single
# line, and change only the value of the NAME= key.


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)
SUBSYSTEM=="net", ACTION=="add", DRIVERS=="?*", ATTR{address}=="08:00:27:d9:19:33", ATTR{type}=="1", KERNEL=="eth*", NAME="eth0"


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)
SUBSYSTEM=="net", ACTION=="add", DRIVERS=="?*", ATTR{address}=="08:00:27:14:05:a7", ATTR{type}=="1", KERNEL=="eth*", NAME="eth1"
root@rhel6:~# 

Bila saya ingin mengembalikan nama eth0 pada NIC tersebut saya bisa memodifikasi berkas 70-persistent-net.rules tadi menjadi seperti ini :

root@rhel6:~# vi /etc/udev/rules.d/70-persistent-net.rules
# This file was automatically generated by the /lib/udev/write_net_rules
# program, run by the persistent-net-generator.rules rules file.
#
# You can modify it, as long as you keep each rule on a single
# line, and change only the value of the NAME= key.


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)


# PCI device 0x8086:0x100e (e1000)
SUBSYSTEM=="net", ACTION=="add", DRIVERS=="?*", ATTR{address}=="08:00:27:14:05:a7", ATTR{type}=="1", KERNEL=="eth*", NAME="eth0"
root@rhel6:~# 

Saya hapus saja baris yang masih mengatur NIC eth0 & MAC Address lama (“08:00:27:d9:19:33”). Lalu saya ubah baris berisi eth1 menjadi eth0 (untuk baris berisi MAC Address “08:00:27:14:05:a7”). Untuk mengaktifkan rule baru tersebut, cara paling mudah adalah dengan me-restart VM ini. Bila saya perlu melakukannya tanpa me-restart mesin, saya bisa menggunakan perintah udevadm.

Jadi setelah mengubah berkas 70-persistent-net.rules tadi, saya perlu menonaktifkan interface eth1 terlebih dulu seperti contoh berikut ini :

root@rhel6:~# ifconfig eth1 down

Barulah saya bisa menggunakan perintah udevadm seperti berikut ini :

root@rhel6:~# udevadm trigger --attr-match=subsystem=net

Perintah tersebut “memaksa” proses udev untuk membaca ulang rules yang dimilikinya & mengatur ulang penomoran Ethernet. Dengan begitu NIC yang awalnya menggunakan nama eth1 sekarang otomatis berubah menjadi eth0.

root@rhel6:~# ifconfig -a
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr 08:00:27:14:05:A7 
          inet addr:192.168.56.2  Bcast:192.168.56.255  Mask:255.255.255.0
          inet6 addr: fe80::a00:27ff:fe14:5a7/64 Scope:Link
          UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
          RX packets:2 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:37 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:1000
          RX bytes:1180 (1.1 KiB)  TX bytes:2482 (2.4 KiB)


lo        Link encap:Local Loopback 
          inet addr:127.0.0.1  Mask:255.0.0.0
          inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
          UP LOOPBACK RUNNING  MTU:16436  Metric:1
          RX packets:757 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:757 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:0
          RX bytes:65098 (63.5 KiB)  TX bytes:65098 (63.5 KiB)


root@rhel6:~# 

Kira-kira begitu catatan saya untuk mengubah penamaan network interface Ethernet pada RedHat Linux.

Backup Komputer Dengan Clonezilla

Masih lanjutan cerita tentang backup notebook dengan Clonezilla, tulisan ini berisi contoh langkah-langkah menggunakan Clonezilla. Clonezilla adalah aplikasi Linux yang menyediakan proses backup-restore harddisk. Pada dasarnya Clonezilla adalah distribusi Linux yang mengkhususnya fungsinya sebagai sarana backup-restore. Solusi backup dengan Clonezilla ini sifatnya “Full Backup”, dengan kata lain backup diambil dari keseluruhan bagian harddisk atau beberapa partisi saja. Clonezilla sesuai namanya “Clone”, melakukan duplikasi isi harddisk atau partisi untuk menghasilkan “backup image”. Clonezilla berbeda dengan solusi backup lain yang sifatnya “Incremental Backup” seperti misalnya Time Machine pada Mac OSX. Time Machine bisa mengambil backup secara berkala & gradual.

Untuk membahas bedanya “Full Backup” & “Incremental Backup”, contoh gampangnya seperti ini : Misalnya pada tanggal 1 Juli Anda menggunakan Clonezilla untuk mem-backup notebook Anda. Isi harddisk notebook Anda berukuran 250GB. Pada tanggal 7 Juli, data yang ada di dalam notebook Anda hanya bertambah 100MB. Bila Anda kembali melakukan full backup dengan Clonezilla, maka hasil backup-nya lebih kurang sama 250GB + 100MB. Padahal hampir semua data relatif tetap tidak berubah. Jadi pada tanggal 7 Juli Anda akan punya 2 image backup. Bayangkan berapa ruang kosong yang harus Anda miliki untuk menyimpan semua hasil backup tersebut (paling tidak 2x250GB kan?).

Lain halnya dengan “Incremental Backup”, aplikasi backup akan mengambil Full Backup setidaknya 1 kali saja di awal. Selebihnya aplikasi backup hanya mengamankan data-data yang baru atau data lama yang berubah. Pada contoh tadi, 100MB data saja yang akan diamankan pada proses backup berikutnya. Jadi pada tanggal 7 Juli, Anda punya backup berukuran 250GB + 100MB. “Incremental Backup” relatif lebih hemat ruang & lebih cepat karena hanya perubahan data saja yang diamankan.

Clonezilla memang kurang cocok dipakai sehari-hari paling tidak karena 2 alasan berikut ini :

  • Untuk menggunakan Clonezilla, kita harus mematikan komputer & reboot dengan bootable medianya Clonezilla. Tidak praktis karena kita harus menghentikan aktivitas pada komputer yang akan kita backup.
  • Ukuran hasil backup relatif besar karena tiap kali backup dilakukan, Clonezilla akan melakukan “Full Backup”.

Pada contoh ini saya gunakan VirtualBox untuk mengambil contoh tangkapan layar (screenshot) proses backup-restore. Pada prinsipnya sama saja cara penggunakan Clonezilla ini baik di virtual machine maupun di komputer betulan. Ini sudah saya buktikan juga saat melakukan proses backup notebook Lenovo x220 saya. Untuk mengambil tangkapan layar setiap proses, saya gunakan skenario seperti ini :

  • Saya punya VirtualBox virtual machine dalam Macbook Air.
  • VM tersebut menjalankan Ubuntu 14.04.
  • Saya mencoba mem-backup isi VM tersebut dengan Clonezilla.
  • Pada proses restore-nya, saya akan menggunakan Clonezilla untuk menginstal hasil backup menjadi virtual machine baru di VirtualBox-nya MacMini.

Sekali lagi, langkah-langkah yang akan saya tuliskan sama persis bila Anda aplikasikan pada sebuah notebook / desktop (bukan virtual machine). Saya membagi tulisan ini menjadi 2 bagian utama : proses backup & proses restore.

Persiapan

Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mulai mem-backup sebuah harddisk adalah :

  1. Saya perlu mengunduh Clonezilla dari website resminya Clonezilla. Ada dua pilihan media yang tersedia : berkas ISO yang bisa dijadikan bootable CD atau berkas zip yang bisa dipasang pada USB flash disk. Anda bisa baca detail cara untuk menyiapkan Clonezilla bootable media di sini.
  2. Media penyimpanan hasil backup. Pada contoh ini saya gunakan 2 macam media : USB flash disk & NFS server. Perlu diingat media penyimpanan harus punya cukup ruang kosong, ini sangat tergantung dari ukuran harddisk yang ingin kita backup & banyaknya data dalam harddisk tersebut.

Proses Backup

Berikut adalah contoh langkah-langkah melakukan backup sebuah komputer berisi Ubuntu 14.04 : Continue reading