Tulisan ini saya buat untuk menjawab pertanyaan mas Taufik tentang bagaimana cara melepas mirror file system di Solaris. Dulu saya pernah menulis tentang bagaimana membuat mirror file system di Solaris 10. Proses mirroring yang sudah pernah saya tuliskan tersebut menggunakan Solaris Volume Manager. Ok supaya lebih jelas saya tulis sekali lagi tentang apa itu mirror file system (RAID 1). Singkat saja hanya untuk memberi gambaran umum.
Ketika kita menginstal Solaris ke dalam sebuah komputer/server, kita menginstal Solaris ke dalam harddisk yang selanjutnya kita sebut sebagai boot disk. Untuk meningkatkan redundansi/keamanan data, sebaiknya harddisk tersebut kita buat copy-nya atau dengan kata lain mirror-nya. Solaris sebagai operating system tidak tahu bahwa harddisk yang digunakan ada 2 (boot disk & mirror-nya). Solaris tetap akan menganggap bahwa sistemnya diletakkan pada sebuah harddisk. Padahal yang sebenarnya terjadi setelah proses mirroring adalah Solaris sebenarnya melihat sebuah virtual disk yang merupakan gabungan antara boot disk dan mirror-nya. Dengan kata lain hardisk pertama akan menjadi submirror 1 dan harddisk kedua akan menjadi submirror 2. Baik submirror 1 dan submirror 2 menyimpan informasi yang sama dan terus menerus melakukan sinkronisasi. Tiap kali booting, submirror 1 (harddisk pertama) yang akan bekerja. Submirror 2 akan bekerja bilamana submirror 2 mengalami masalah (baik secara logical maupun secara physical). Kita pun bisa memaksa Solaris untuk melakukan booting dari submirror 2. Dengan adanya mirror, operating system dan data akan tetap aman bilamana salah satu harddisk mengalami kerusakan.
Kok mau singkat tetap saja jadi panjang ya :-p , saya coba ringkas lagi prinsip mirroring file system jadi seperti ini (mudah-mudahan jauh lebih ringkas) :
- Instal OS ke dalam harddisk A.
- Jadikan harddisk A sebagai submirror 1.
- Tambahkan harddisk B sebagai submirror 2.
- Gabungkan submirror 1 dan submirror 2 sebagai sebuah virtual boot disk. Gabungan ini kita sebut sebagai mirror C.
- Atur Solaris supaya mengenali mirror C tadi sebagai system disk. Alih-alih menulis data hanya ke dalam hardisk A yang terjadi sekarang adalah setiap kali menulis data Solaris akan menulis ke dalam mirror C, data yang ditulis akan tercantum baik di harddisk A maupun di harddisk B.
Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana mengembalikan konfigurasi harddisk seperti awal sesaat setelah proses instalasi (menghapus mirroring tadi). Misalkan kita ingin mengembalikan harddisk A sebagai satu-satunya file system disk Solaris, caranya adalah sebagai berikut (saya akan menggunakan contoh mirror yang sudah ada di tulisan sebelumnya) :
- Jalankan perintah
metastat
untuk memeriksa semua submirror dalam kondisi OK. - Untuk melepas masing-masing submirror, perintahnya adalah seperti berikut ini :
# metadetach d10 d12
# metadetach d20 d22
# metadetach d30 d32
# metadetach d40 d42
# metadetach d50 d52
- Jalankan perintah
metaroot
lagi untuk mengembalikan konfigurasi direktori root, kali ini format perintah yang digunakan adalah seperti berikut :# metaroot -r /dev/dsk/c0t0d0s0
- Edit file
/etc/vfstab
supaya menggunakan konfigurasi awal (seperti awal setelah instalasi).# more /etc/vfstab
/dev/dsk/c0t0d0s0 /dev/rdsk/c0t0d0s0 / ufs 1 no -
/dev/dsk/c0t0d0s1 swap - - - -
/dev/dsk/c0t0d0s3 /dev/rdsk/c0t0d0s3 /var ufs 1 no -
/dev/dsk/c0t0d0s4 /dev/rdsk/c0t0d0s4 /opt ufs 2 yes -
/dev/dsk/c0t0d0s5 /dev/rdsk/c0t0d0s5 /export/home ufs 2 yes -
- Reboot server dengan perintah berikut ini :
# shutdown -i6 -y -g0
- Setelah reboot dan Solaris sudah up kembali, jalankan perintah berikut ini :
# metaclear -r d10
# metaclear -r d12
# metaclear -r d20
# metaclear -r d22
# metaclear -r d30
# metaclear -r d32
# metaclear -r d40
# metaclear -r d42
# metaclear -r d50
# metaclear -r d52
Jangan lupa sebaiknya Anda melakukan backup data terlebih dahulu sebelum melakukan proses unmirroring ini. Untuk jaga-jaga jangan-jangan tutorial yang saya tulis ini salah =))
Tutorial yang mantaf!!! :d selama belum ada disclaimer lu g bertanggung jawab atas tutorial lu, mesin production boleh di tes kan? :d
@ jesie : yang penting kan dah di-backup Jes datanya :))
Yoi om. mantafff
@ taufik : sesuai permintaan Anda tuh Mas :-p
kemaren gw ngelakukan kesalahan pada proses seperti diatas karena masih tersisa disk submirror d0 & d10 (& OS Solaris akhirnya masuk ke mode maintenance, ini yang gw lakukan:
1.Setelah masuk ke modus maintenance masuklah ke modus OBP, dengan command init 0 atau halt
2. Setelah ini di OK prompt ketikan OK boot cdrom -s (inget DVD/CD OS itu penting xixixixi)
3. Tunggu beberapa saat, setelah masuk ke mode single user, lakukan:
# fsck /dev/rdsk/c2t0d0s2
3. Tunggu beberapa saat, setelah masuk ke mode single user, lakukan:
# fsck /dev/rdsk/c2t0d0s2
# fsck /dev/rdsk/c2t0d0s2
kemaren gw ngelakukan kesalahan pada proses seperti diatas karena masih tersisa disk submirror d0 & d10 (& OS Solaris akhirnya masuk ke mode maintenance, ini yang gw lakukan:
1.Setelah masuk ke modus maintenance masuklah ke modus OBP, dengan command init 0 atau halt
2. Setelah ini di OK prompt ketikan OK boot cdrom -s (inget DVD/CD OS itu penting xixixixi)
3. Tunggu beberapa saat, setelah masuk ke mode single user, lakukan:
# fsck /dev/rdsk/c2t0d0s2
haiyah…jadi nyampah…
:d Ted, apusin deh
Pingback: Kalo Solaris Volume Manager error… « Jesie’s babbles
ada lagi 🙂
cek juga make metaset, klo2 ntu server ternyata di cluster dengan server lain. dan make storage yg sama.
pengalaman berharga, on job training di pajak 🙂
@ untung : thanks Tung infonya. Jadi apa detail command & output dari metaset yang harus diperhatikan?
detail command nya ya..tetep metaset
just make sure, jika yang mengakses disk/storage nya itu hanya satu server atau lebih dari satu server. jika dari metaset gak ada output apa2. berarti gak diset cluster secara volume manager. tp klo ada berarti musti cek juga ke server yg atu nya lagi.
@ untung : ok thanks infonya Tung 🙂
sekalian di check metadb dan /etc/systemnya nya… kalo2 masih ada. dan kalo ga perlu di delete ajja :p biar gak ngacoin kalo mo diskswap hdd tersebut.
@ mps : wah ada minijer kasih informasi juga nih :)) thanks Pak tambahan informasinya
itu kalo disknya dah rusak, juga kudu diganti aja 😛 *nyampah mode is on*
Gmn Ci kuq ga jls masa ga ad prosedur mlakukan mnegement file pada OS linux,solaris,free bsd.WAA NDANDONG
@ husna : what the hell are you talking about????
Pak, klo replace failed disk di RAID 5 gmna ya..
saya sudah bikin se procedure nya tp lum yakin,
procedure saya adalah:
#cfgadm -al
#cfgadm -c unconfigure c:…
replace old disk dgn new disk
#cfgadm -c configure c:…
#metareplace -e volume_raid5 component
Pertanyaan saya..apakah kita harus samakan partisi nya dlu sebelum run metareplace ataukah partisi nya akan dilalukan oleh OS pada saat resync?
Pingback: Solaris 10 | @viv Blog