Dogdog (part 2)

Kemarin saya cerita tentang nasi goreng dogdog, malam ini saya lengkapi cerita tentang dogdog. Barusan saya makan malam bihung goreng dogdog (Rp7000,-). Sedap ;)) Tidak lupa saya ambil foto tukang dogdognya plus gerobaknya; lengkap dengan kentongan dogdog ciri khas nasi goreng ini. Habis makan, langsung deh bikin kumpulan foto dogdog malam ini dengan bantuan Comic Life lagi 😀

Abis makan edit foto, abis edit foto posting ke blog, abis posting? Tidur dong =)) , udah jam 11 lebih nih…

Comic Life – The Story of Abah

Kemarin saya iseng-iseng mencoba menggunakan Comic Life.

Nih lihat hasil keisengan saya kemarin :-p :

Tokoh komik di atas namanya Eddy Sumaryadi, manajer yang benar-benar low profile (lihat saja gaya berpakaiannya). Eddy adalah saudara bapak kos saya, jadi sehari-hari saya bisa ketemu beliau dengan mudah. Awalnya gara-gara kamera baru saya, saya jadi gatel cari objek. Keseringan ketemu Eddy, jadilah banyak fotonya mampir di kamera saya. Makanya ketika kemarin saya mencoba-coba Comic Life, dia yang pas banget dijadikan tokoh komik :D.

Oh ya karena Eddy itu orang Sunda, makanya saya buat komiknya dalam bahasa Sunda; berikut terjemahannya :

  • Punten ah abdi teh Eddy Sumaryadi alias Abah = Permisi, nama saya Eddy Sumaryadi alias Abah
  • Urang teh aseli ti Bandung; ayeuna di Jakarta = Saya adalah orang Bandung asli, sekarang tinggal di Jakarta
  • Urang teh saban poe daharna pizza = saya tiap hari makannya pizza
  • Urang teh ayeuna kerja jadi manajer = sekarang saya kerja sebagai manajer
  • Miyabi oh miyabi = “lagi terpana liat klipnya miyabi” =))
  • Urang saban poe ngisep Dji Sam Soe = tiap hari saya merokok Dji Sam Soe
  • Urang teh resep pisan lalajo tipi sareng pilem = saya suka sekali menonton televisi dan menonton film
  • Urang teh resep pisan ngebut..tah eta mobilna = saya senang ngebut; lihat mobil yang sering saya pakai ngebut
  • Urang teh baheula jagoan di Bandung = saya tuh dulunya jagoan di Bandung
  • Geus ah crita urang, sayonara = sudah dulu cerita saya, sampai jumpa

Eddy (biasa saya panggil Abah) sekilas tampangnya biasa-biasa saja, tapi dia jago loh berbahasa Inggris dan sedikit berbahasa Jepang. Sehari-hari saya sering sekali ngobrol dengan beliau dalam bahasa Inggris. Memang kita gak boleh menilai orang dari luarnya saja, tampang boleh biasa-biasa tapi kemampuan mungkin kan luar biasa?

Thanks for you Sir for become my comic actor
;))

Nasi Goreng DogDog

Menu makan malam hari ini : nasi goreng dogdog. Difoto dulu ah sebelum dimakan…

Mari saya perkenalkan dengan nasi goreng dogdog. Bukan nasi goreng anjing-anjing loh ya…=)) Lain kali saya harus foto gerobak dan bapak penjualnya biar jelas info tentang nasi goreng dogdog ini.  Nasi goreng dogdog, disebut dogdog karena yang jual punya kentongan khas dari bambu yang bunyinya kira-kira “dog dog dog….dog dog dog….”. Tidak seperti penjual nasi goreng keliling biasa yang menjajakan dagangannya sambil memukul-mukul wajan; kalau yang ini namanya tukang nasi goreng tektek :-p .

Saya suka sekali makan nasi goreng dogdog, rasanya lebih mirip ke nasi goreng restoran. Mungkin itu karena nasi goreng ini dimasak dengan menggunakan bawang putih, persis gaya masakan Chinese. Bawang putih dimemarkan dulu, lalu langsung dimasukkan saat minyak goreng sudah panas. Bawang putih masuk ke wajan duluan sehingga wanginya khas sekali Chinese food. Selain nasi goreng, penjualnya juga bisa menyediakan mie, bihun, kwetiau goreng. Top lah rasanya. Sampai saat ini sih sepertinya halal, karena saya tidak mencium sama sekali rasa babi di dalam nasi goreng ini.

Saya selalu memesan nasi/bihun goreng pedas. Bagi saya lebih pedas, lebih nendang. Oh ya, satu lagi ciri khas nasi goreng dogdog : dia dilengkapi kerupuk udang yang cukup besar. Lebih mantap daripada kerupuk bawang yang selalu menyertai nasi goreng tektek. Harga nasi/bihun/kwetiau goreng sekarang Rp 7000,- Lebih mahal daripada harga nasi goreng tektek. Kali ini saya bisa bilang, harga tidak bohong.

Di dekat tempat saya tinggal penjual nasi goreng dogd0g cukup banyak, ada di sekitar Jalan Mandala dan kompleks Gelong…pokoknya cukup gampang mencari nasi goreng dogdog di daerah Tomang. Jangan sampai salah kalau mencari nasi goreng dogdog, lihat dulu ada kentongan bambu besar tidak di gerobaknya.

Pakar Edan

Sore in saya baca di Detik.com; lagi-lagi Roy Suryo bikin komentar negatif tentang blog dan para penulisnya.

Ah masa sih katanya blog itu seperti membuang sampah, dan para blogger itu tukang tipu? Perasaan saya bukan tukang tipu deh, jujur kok saya kalau menulis :-p

Edan nih “pakar telematika” favorit stasiun tv swasta ini….tersinggung nih saya sebagai blogger.

Ayam Osteoporosis

Hari ini saya balik lagi ke Icon+ PLN Gandul. Seperti biasa perjalanan memakan waktu 1 jam lebih, campur jalanan yang jelek membuat perjalanan terasa lama sekali. Kali ini saya datang untuk mengubah konfigurasi storage yang sudah dipasang minggu lalu. Dari kantor jam setengah 11, sampai di Icon sudah menjelang pukul 12 siang.

Harusnya kami makan siang dulu, tapi saya dan 2 rekan lain (Wira & Rahmat) masih sama-sama kenyang. Jadi kami kerja dulu, sekitar pukul 3 sore kami sudah selesai. Pulang lah kami dengan perut lapar. Tidak jauh dari gedung kompleks PLN ada warung makan yang menjual ayam penyet. Sebenarnya kami sudah lihat warung makan ini saat kami datang tadi, jadi sudah kami incar dari tadi 😀 Lihat foto depan warung makan tadi :



Kami bertiga plus Pak Djaini, driver kantor, makan siang di sana (makan siang kok hampir jam setengah 4 sore) Murah meriah juga makan di sana, satu porsi ayam goreng penyet cuma Rp6000,- plus nasi putih Rp2000,-. Nih lihat sebagian daftar menu yang dijual di sana :

Ayamnya benar-benar penyet, alias lunak sekali baik daging dan tulangnya. Mungkin pas kalau saya sebut “ayam goreng osteoporosis” (alias ayam tulang lunak) =))