Remote Desktop Connections

Agar sebuah server dengan sistem operasi Windows Server 2003 dapat diakses melalui Remote Desktop Connections, ada salah satu hal penting yang bisa dikonfigurasi; lihat gambar berikut :

Jangan lupa memberi tanda cek pada bagian “Allow users to connect remotely to this computer”.

Sebenarnya ceritanya panjang tapi berhubung sedang gak mood menulis ๐Ÿ™ , nanti saja cerita lengkapnya…

Melotot & Menangis

Tadi malam saya pergi bermain biliar di Batavia Sport di jalan Panjang Green Garden. Ini memang tempat favorit kami bermain biliar. Di beberapa sudut ruang ditempatkan televisi yang ukurannya cukup besar, mungkin 20″ atau 21″. Kami sendiri malah tidak menikmati televisi tersebut, yang menikmati malah si Mbak penjaga meja. Anda bisa menebak apa yang ditonton oleh si Mbak? Tepat kalau Anda menjawab SINETRON.

Kami bermain dari sekitar pukul 7 malam sampai pukul 10. Dan sepanjang itu pula si Mbak menikmati beberapa tayangan sinetron yang ada di salah satu stasiun televisi swasta, RCTI kalau tidak salah. Karena saya datang ke situ bukan untuk nonton televisi, saya memilih untuk bermain saja memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Poin cerita saya kali ini adalah mau mengomentari tayangan sinetron yang semalaman menghiasi layar televisi di tempat biliar tadi.

Lucunya tiap kali saya melirik ke televisi (oh ya televisinya digantung di dinding, dengan posisi lebih tinggi dari kepala kami), yang saya lihat hanya 2 macam adegan : menangis & melotot. Boleh percaya boleh tidak sepanjang malam tadi (selama kami main) ada setidaknya 3 judul sinetron yang disaksikan si Mbak penjaga meja. Masuk akal juga sebab rata-rata tayangan sinetron berdurasi 1 jam, kami bermain selama lebih kurang 3 jam maka wajar ada 3 judul sinetron yang ditampilkan. Benar-benar heran saya, kok tiap kali saya melirik ke televisi yang ada adalah adegan si tokoh menangis. Adegan menangis ini cukup mendominasi diikuti dengan mata melotot yang dipertontonkan si tokoh. Entah apa isi ceritanya kok banyak menangisnya.

Kalau Anda pecinta sinetron pasti hafal dan tahu persis kalau banyak adegan menangis dan melotot di dalam sinetron. Nah bagi Anda yang belum tahu, coba saja kapan-kapan kalau Anda punya waktu luang dan tidak punya kerjaan lain yang bermanfaat :-p coba Anda duduk manis di depan televisi sekitar pukul 7 sampai 10 malam. Jangan buka Metro TV, CNN, atau Discovery Channel tapi buka dan tonton saja stasiun televisi lokal semacam SCTV, Indosiar, RCTI, atau TPI. Saya jamin dalam waktu beberapa jam Anda akan tahu dan setuju dengan pendapat saya kalau sinetron dipenuhi dengan adegan menangis dan melotot :)) .

Saya termasuk orang yang tidak suka dengan yang namanya sinetron, adegannya kok menangis dan melotot terus. Apa tidak bisa ya membuat sinetron yang agak berbobot seperti Si Doel Anak Sekolahan misalnya. Atau mungkin memang tayangan begitu yang diminati dan dinanti-nanti pecinta sinetron di Indonesia?

Oh ya mungkin ini juga bisa jadi acuan buat para ABG (ibu-ibu juga boleh) yang berminat jadi artis sinetron : latihan dulu nangis dan biasakan diri Anda melotot…dijamin gampang dapat peran di sinetron =))

Ubuntu 7.10 – Gutsy Gibbon

Ubuntu sudah merilis versi terbarunya, Ubuntu 7.10 dengan nama kode Gutsy Gibbon. Lihat cuplikan tampilan webnya ini :

ubuntu gutsy gibbon

Baru saja saya kirim permintaan CD gratisnya di http://shipit.ubuntu.com ๐Ÿ˜€ Saya penasaran dengan penamaan versi 7.10 ini, apa sih artinya Gutsy Gibbon?

Menurut Cambridge Dictionary terjemahan kata perkatanya adalah :

gutsy (adjective) = brave and determined
gib
bon = a small long-armed ape which lives in trees in the forests of S Asia

Terjemahan bodoh-bodohannya mungkin seperti ini : monyet kecil berlengan panjang yang berani dan diperhitungkan ๐Ÿ˜€ Kalau menurut Wiki Gibbon itu artinya….baca sendiri ya di sini :-p Saya pun melihat-lihat di Google mencari tahu seperti apa sih wujud monyet yang dimaksud (gak puas dengan gambar yang ada di Wiki), saya dapat banyak sekali gambar; salah satunya adalah ini :

monyet gibbon

(gambar dipinjam dari sini).

Di Indonesia jenis monyet ini apa ya namanya? Kukang?

Back To Office

Here I’m writing this pos in the office. This morning I already came to office at 6.50 am, be the first man who arrive in office. No one at our office’s floor at that time..not even cleaning service guys. Holiday week already finished, it time to go back to the office. Jakarta already back to its normal condition, crowded street everywhere. But I think this morning Jakarta isn’t yet back to it’s really normal conditions…maybe many people still enjoyed their holiday and forgot to back to work today ๐Ÿ˜€ . I hope I can enjoy first work today after long vacations.

Open Office Vs. Microsoft Office

Salah satu hal yang membuat saya masih menggunakan Windows saat bekerja adalah perubahan format layout dalam dokumen. Coba lihat contoh tampilan dokumen berikut ini. Gambar ini adalah screenshot ketika dokumen dibuat dengan menggunakan Microsoft Word :

microsoft word

Semua terlihat bagus; layout, tipografi, margin terlihat sudah sempurna. Bandingkan dengan gambar ini :

openoffice

Ini adalah tampilan dokumen yang sama ketika saya buka dengan menggunakan Open Office Writer. Semuanya jadi berantakan.

Ketika saya membuat dokumen dengan menggunakan Microsoft Word lalu kemudian membukanya dengan menggunakan Open Office, saya selalu mendapati format dokumen (layout-nya) berubah. Tentu saja hal ini merepotkan. Memang isi dokumen itu sendiri tidak berubah, hanya mata saya ini jadi sebal melihat layout dokumen yang jadi berantakan. Hal yang sama juga ketika saya membuat dokumen dengan menggunakan Open Office lalu membukanya dengan Microsoft Word. Ini berlaku juga untuk spreadsheet…pasti ada perubahan layout dan pengaturan halaman saat harus berpindah editor antara Open Office Calc dan Microsoft Excel.

Di kantor hal tadi bertambah repot ketika orang lain jadi uring-uringan melihat dokumen yang saya buat terlihat kacau formatnya. Maklum hampir semua orang di kantor menggunakan Windows di komputernya. Bayangkan, tiap kali saya menulis dokumen ngotot dengan menggunakan Open Office, mereka yang menerima dokumen dari saya dan membukanya dengan menggunakan Microsoft Office; mereka pasti merasa sebal sekali melihat dokumen saya terlihat kacau. Padahal tadinya saya sudah mengatur dokumen sebagus mungkin, serapih mungkinโ€ฆada daya ketika dibuka dengan menggunakan Microsoft Office, semuanya jadi berantakan lagi. Memang semua data dan konten dokumen masih bisa dibaca dan dimengerti. Tapi sungguh suatu hal yang menyebalkan melihat layout, susunan, dan kadang tipografi jadi berubah saat berpindah sistem operasi.

Mungkin ada yang punya pengalaman yang sama? Apa Anda tahu bagaimana mengatasi masalah ini? Tolong beritahu saya bagaimana cara menyelesaikan kekurangserasian antara Open Office dan Microsoft Office ini.